Blogger news

Jumat, 23 November 2012

KETERAMPILAN BERBICARA


Ketrampilan berbicara bahasa Arab adalah kecekatan dan kecepatan  dalam mengutarakan buah pikiran dan perasaan, serta ketepatan dan kebenaran dalam memilih kosakata dan kalimat dengan bahasa Arab secara lisan.[1]
Pada haikatnya ketrampilan berbicara merupakan kemahiran menggunakan bahasa rumit. Dalam hal ini, kemahiran dikaitkan dengan pengutaraan buah pikiran dan perasaan dengan kata-kata dan kalimat yang benar dan tepat. Jadi ketrampilan ada kaitanya dengan masalah buah pikiran atau pemikiran tentang apa yang harus dikatakan. Selain itu kemahiran juga berkaitan dengan sikap kemampuan mengatakan apa yang telah dipikirkan dan dirasakan dengan bahasa yang benar dan tepat. Jadi ketrampilan berkaitan erat dengan kemampuan sistem leksikal, gramatikal, sematik dan tata bunyi. Semua kemampuan itu memerlukan persediaan kata dan kalimat tertentu yang cocok dengan situasi yang dikehendaki yang didalamnya dibutuhkan banyak latihan lisan.
Target yang harus dicapai dari ketrampilan berbicara ini adalah kemampuan dan kelancaran berbahasa lisan atau berbicara atau berkomunikasi langsung sebagai fungsi utama bahasa.[2] jika tarjet tersebut diatas telah tercapai maka dapat dikatakan telah berhasil.
Seseorang dapat dikatakan trampil dalam bahasa asing, apabila dia dapat berbicara, membaca dan menulis sesuai dengan kaidah-kaidanya dengan tepat dan benar, termasuk penguasaan mufrodat menurut keperluan dan tujuan mempelajari Bahasa Arab.[3]
1)         Tehnik ketrampilan berbicara Bahasa Arab.
Kegiatan berbicara di dalam kelas mempunyai aspek komunikasi dua arah yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian, latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh:
a)      Kemampuan mendengarkan.
b)      Kemampuan mengucapkan.
c)      Penguasaa (relatif) kosakata dan ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud/fikirannya.[4]
Oleh karna itu dapat dikatakan bahwa latihan berbicara merupakan kelanjutan dari latihan menyimak yang didalamnya terdapat latihan pengucapan.
Untuk mencapai kemahiran berbicara Bahasa Arab, maka seorang pengajar harus sering memberikan latihan pengucapan bunyi bahasa. Adapun tehnik pengajaran latihan pengucapan yang dapat ditempuh antara lain :
a)      Sound-bracketing drill yaitu : latihan bunyi-bunyi huruf yang baru dan asing dengan cara mengucapkan dari satu fonem ke fonem lainnya sesuai dengan makharojnya.
b)      Minimal-pairs drill yaitu : latihan ini agar pelajar mampu membedakan satu fonem dengan fonem lainnya melalui pasangan kata yang hampir sama yang sebenarnya berbeda. Misal: antara fonem Arab “sa dan sha”.
c)      Oral Reading, latihan ini sangat baik untuk teknik pengucapan, karena tidak hanya fonem terpisah yang dilatih tetapi terkait juga dengan kata dan kalimat, serta alunan suara (intonasi)
d)     Listen and Repeat drill adalah latihan yang terdiri dari kegiatan mendengarkan dan menirukan tentang apa yang telah didengar oleh siswa.[5]
Kegiatan berbicara ini sebenarnya merupakan kegiatan yang menarik dan ramai dalam kelas, akan tetapi seringkali terjadi sebaliknya. Kegiatan berbicara menjadi tidak menarik dan tidak merangsang partisipasi siswa, Hal itu terjadi karena penguasaan kosakata dan pola kalimat yang dikuasai siswa terbatas, serta kurangnya latihan lisan yang intensif. Namun demikian, kunci keberhasilan tergantung pada guru. Apabila guru dapat memilih topik pembicaraan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa serta memiliki kreatifitas dalam mengembangkan model-model pengajaran berbicara yang bervareasi maka suasana kelas akan kondusif dan aktif.
2)    Tahap-tahap Latihan Berbicara.
Pada tahap-tahap permulaan, latihan berbicara dapat dikatakan serupa dengan menyimak. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, dalam latihan menyimak ada tahap mendengarkan dan menirukan. Latihan mendengarkan dan menirukan ini merupakan gabungan antara latihan dasar untuk ketrampilan menyimak dan ketrampilan berbicara.
Namun harus disadari bahwa tujuan akhir dari keduanya berbeda. Tujuan akhir latihan menyimak adalah kemampuan memahami apa yang disimak. Sedangkan tujuan akhir latihan pengucapan adalah kemampuan ekspresi (ta’bir) yaitu mengemukakan ide/pikiran/pesan kepada orang lain.keduanya merupakan syarat mutlak bagi sebuah komunikasi lisan yang efektif secara timbal balik.
Berikut ini diberikan beberapa model latihan berbicara. Urutan nomor menunjukkan gradasi/tingkat kesukaran walaupun tidak mutlak.
a)       Latihan Asosiasi dan Identifikasi
Latihan ini dimaksudkan untuk melatih spontanitas siswa dan kecepatannya dalam mengidentifikasikan dan mengasosiasikan makna ujaran yang didengarnya. Bentuk latihan  antara lain :
1)      Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang ada hubungannya dengan kata lain.
2)      Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang tidak ada hubungannya dengan kata tersebut.
3)      Guru menyebut satu kata benda (isim), siswa menyebut kata sifat yang sesuai
4)      Guru menyebutkan kata kerja (fi’il), siswa menyebut pelaku (fa’il)nya yang cocok.
5)      Guru  menyebut satu kata kerja (fi’il) siswa pertama menyebutkan (fa’il)nya yang cocok, siswa yang kedua melengkapinya dengan sebuah frasa, dan siswa yang ketiga mengucapkan kalimat yang disusun bersama-sama secara lengkap.
(a) Latihan Pola Kalimat
(b) Latihan Percakapan
(c) Bercerita
(d) Diskusi
(e) Wawancara.
(f) Drama
(g) Berpidato [6].



                [1] Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.( Bandung :  Humaniora 2009) Hal. 138
                [2] Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. ( Bandung :  Humaniora 2009) Hal. 96
                [3] http://bataviase.id/node/204115
                [4] Ahmad Fuad Effendy. Metodologi Pengajran Bahasa Arab.(Malang, Misykat 2005) Hal. 113, dan http://ahsan.blogdetik.com/2008/12/17/yahoo-messenger-media-pengembangan-kemahiran-berbicara-bahasa
               [5] Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. .( Bandung :  Humaniora 2009)  Hal. 138-140.
[6] Ahmad Fuad Effendy. Metodologi Pengajran Bahasa Arab. (Malang : Misykat 2005). Hal. 114

Tidak ada komentar: