Blogger news

Kamis, 22 November 2012

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB


1.      Pengertian Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Arab
Optimalisasi adalah pengoptimalan.[1] Yang dimaksud di sini adalah menjadikan proses pembelajaran Bahasa Arab melalui metode muhadatsah di Madrasah Aliyah Wahab Hasbulloh menjadi lebih terarah. Siswa dikatakan optimal jika pembelajaran Bahasa Arab berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh Madrasah Aliyah tersebut. Yakni menciptakan generasi yang terampil berbahasa arab khususnya dalam bidang muhadatsah.
        Pengertian pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal.[2]
        Adapun menurut Kelvin Seifert (2008:5) Pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan. Agar tujuan pembelajaran tercapai, maka pandai-pandai mengelola kelas dengan memperhatikan efektifitas dan efisien dari kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan supaya tercipta pendidikan.
        Sedangkan bahasa merupakan alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan manusia dalam sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu. Dalam komunikasi antar individu, bahwa setiap kalimat yang diucapkan, mempunyai fungsi yang khusus. Kadang-kadang fungsinya ialah memberitahukan, menanyakan, atau memperingatkan tentang suatu fakta.[3] Abdul Mu’in (2004:19)  menjelaskan bahwa bahasa Arab adalah kalimat yang disampaikan oleh orang Arab untuk maksud-maksud mereka. Bahasa Arab juga merupakan suatu alat komunikasi di mana manusia sejak lahir berusaha untuk dapat berkomunikasi dengan yang lainnya.
        Bahasa Arab juga termasuk dalam rumpun bahasa Samit yaitu bahasa yang dipakai bangsa-bangsa yang tinggal disekitar sungai Tigris dan Furat, dataran Syiria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah) seperti bahasa Finisia  Asyiriya, Ibrania, Arabia, Suryania dan Babilonia. Dari sekian banyak bahasa-bahasa tersebut yang bertahan sampai sekarang adalah Ibrani.[4]
          Jadi yang dimaksud optimalisasi pembelajaran bahasa Arab yaitu  merupakan proses transformasi ilmu, sikap, mental dan prilaku kebahasa Araban yang di harapkan dapat dilakukan secara profesional dan berorientasi kepada tujuan tertentu dan sesuai dengan tujuan yang di hendaki, yakni menciptakan generasi yang terampil berbahasa Arab khususnya dalam bidang muhadatsah. Tujuan pembelajaran bahasa Arab dapat direalisasikan secara efektif jika dilandasi oleh visi dan misi, dan orientasi yang jelas terhadap prosedurnya dilakukan berdasarkan strategi, pendekatan dan metode yang tepat dan relevan, dan akhirnya menghasilkan output yang optimal dan memuaskan baik siswa, guru maupun lembaga pendidikan dan masyrakat luas.[5]
2.      Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia adalah sebagai berikut: [6].
              a.          Pembelajar menghargai dan membanggakan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa dunia yang penting untuk dipelajari.
             b.          Pembelajar memahami bahasa Arab dari segi bentuk, makna dan fungsi, serta menggunakanya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
              c.          Pembelajar memiliki kemampuan menggunakan bahasa Arab untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
             d.          Pembelajar memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa ( berbicara dan menulis)
              e.          Pembelajar mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
              f.          Pembelajar menghargai dan membanggakan sastra Arab sebagai khasanah budaya dan intelektual.
 Pembelajaran bahasa Arab juga memiliki tujuan agar para pembelajar berkembang dalam hal: .[7]
a.       Keterampilan menyimak ( istima’), berbicara ( kalam ), membaca ( qiro’ah), dan menulis ( kitabah ) secara benar dan baik.
b.    Pengetahuan mengenai ragam bahasa dan konteksnya, sehingga para siswa dapat menafsirkan isi berbagai bentuk teks lisan maupun tulisan dan meresponnya dalam bentuk kegiatan yang beragam dan interaktif.
c.    Pengetahuan mengenai pola – pola kalimat yang dapat digunakan untuk menyusun teks yang bermacam-macam dan mampu menerapkannya dalam bentuk wacana lisan dan tulisan.
d.   Pengetahuan mengenai sejumlah teks yang beraneka ragam dan mampu menghubungkannya dengan aspek sosial dan personal.
e.    Kemampuan berbicara secara efektif dalam berbagai konteks.
f.     Kemampuan menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis dan merespon dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan.
g.    Kemampuan membaca buku bacaan fiksi dan non fiksi sederhana serta menceritakan kembali intisarinya.
h.    Kemmpuan menulis kreatif berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan
i.      Kemampuan menghayati dan menghargai karya orang lain.
j.      Kemampuan untuk berdiskusi dan menganalisis teks
Jadi, tujuan pembelajaran sangat mempengaruhi penentuan metode apa yang akan digunakan karena tujuan pembelajaran akan menyangkut kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.[8]
3.      Asas dan Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab
a.       Asas Pembelajaran Bahasa Arab
                               Dalam pembelajaran bahasa Arab asas yang dianjurkan untuk digunakan adalah asas kebermaknaan. Konsep penting yang mendasari asas ini adalah: [9].
1)        Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui kosa kata dan tata bahasa.
2)        Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan terhadap pengajar bahasa yang harus didukung oleh pemahaman lintas budaya.
3)        Makna dapat diwujudkan melalui ungkapan yang berbeda, baik secara lisan maupun tulisan.
4)        Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa yang dipelajari (bahasa sasaran), baik secara lisan maupun tulisan.
5)        Motivasi belajar siswa merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan belajar.
6)        Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna jika berhubungan dengan kebutuhan, pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depan siswa.
7)        Dalam kegiatan pembelajarasn, siswa harus diperlakukan sebagai subyek utama, bukan hanya sebagai obyek, sedang guru berperan sebagai fasilitator untuk membentu siswa mengembangkan keterampilan bahasa.
             Penerapan konsep – konsep dalam pembelajaran bahasa arab menyirat hal– hal berikut:[10]
1)      Unsur – unsur bahasa, yaitu kosa kata ( mufrodat ), tata bahasa, ejaan, dan pelafalan hendaknya disajikan dalam lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi, sehingga lebih bermakna.
2)   Pembelajaran unsur-unsur bahasa ditujukan untuk mendukung penguasaan dan pengembangan empat keterampilan berbahasa, dan bukan untuk kepentingan  penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri.
3)   Dalam kegiatan pembelajaran, unsur-unsur bahasa yang dipandang sulit bagi siswa dapat disajikan tersendiri, secara sistematis sesuai dengan tema yang dibahas.
4)    Dalam kegiatan pembelajaran, keempat keterampilan berbahasa pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan
5)   Siswa harus dilibatkan dalam semua kegiatan belajar yang bermakna, yaitu kegiatan yang dapat membantu untuk :
a)        Mengembangkan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
b)        Mengembangkan keterampilan menjalin hubungan dengan pihak lain
b.  Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab
     Ada 10 prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran bahasa Arab, yaitu :[11]
1)      Berpusat pada siswa
2)   Belajar dengan keteladanan dan pembiasaan
3)   Mengembangkan kemampuan spsial
4)   Mengembangkan fitrah bertauhid, keingintahuan, dan imajinasi
5)   Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
6)   Mengembangkan kreatifitas siswa
7)   Mengembangkan kepahaman nilai dan penggunaan ilmu dan teknologi
8)Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9)   Belajar sepanjang hayat
10)    Keterpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas.
4.      Macam-macam Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Sebagaimana telah dijelaskan dalam uraian sebelumnya, bahwa metode ini mencakup cara serta sarana untuk menyajikan materi pelajaran. Maka ketepatan dalam memilih metode sangat menentukan keberhasilan penggunaan metode pembelajaran tersebut. Di sini metode-metode yang telah berkembang dalam pembelajaran bahasa Arab adalah: [12]
a.                   Metode Langsung
                Metode langsung yaitu suatu cara yang menyajikan materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan bahasa Asing tersebut sebagai bahasa pengantar dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikitpun dalam mengajar. Jika ada suatu kata-kata yang sulit dimengerti anak didik, guru dapat mengartikannya dengan menggunakan alat peraga, mendemonstrasikan, menggambarkan dan lain-lain.
b.                  Metode Berlizt
       Metode Berlizt adalah metode langsung yang selalu digunakan di sekolah-sekolah berlizt sebagai metode utama. Semua metode Berlizt menggunakan metode langsung (Direct Method) ini didalam pengajaran bahasa-bahasa asing di sekolahannya dan banyak lagi sekolah-sekolah lain seperti  yang terdapat di Amerika dan Eropa. Dan hasil dari penerapan metode ini memang berhasil dengan sangat baik.
c.                   Metode Alami
                 Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar, sisiwa dibawa kealam seperti halnya pelajaran bahasa ibu sendiri. Dalam pelaksanaanya metode ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung (direct) dimana guru menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal-hal tertentu dimana kamus dan bahasa anak didik dapat digunakan.



d.                  Metode Percakapan
            Yaitu mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, Arab atau bahasa-bahasa lainnya dengan cara langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap /berbicara didalam bahasa Asing yang sedang diajarkan itu.
e.                   Metode phonetic (Mendengar dan Mengucapkan)
              Metode ini menggunakan ear training dan speak training yaitu cara menyajikan pelajaran dengan menggunakan bahasa asing melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa asing yang sedang dipelajari.  
f.                   Metode praktik-Teori
              Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktis dari teori. Perbandingannya dapat berupa 7 unit materi praktis dan 3 unit materi yang bersifat teoritis, lalu diiringi dengan teori (tata bahasa).
            Disini yang dipentingkan adalah bagaimana siswa/anak didik dapat mampu berbahasa asing itu secara praktis bukan teoritis. Oleh sebab itu pengajaran harus dilaksanakan pada kemampuan komunikatif atau percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan sambil lalu saja.
g.                  Metode Membaca
              Metode membaca (Reading Method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topic bacaan, kemudian diikuti siswa/anak didik. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya. 
h.                  Metode Bicara Lisan
                 Metode ini hampir saja sama dengan Metode phonetic dan reform method, tetapi pada oral-method adalah menitik beratkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penuturan dengan mulut. Melatih mulut untuk bisa lancar berbicara (fluently) keserasian dan spontanitas.
i.                    Metode Praktik Pola-Pola Kalimat
                 Penerapan terpenting metode ini adalah dengan melatih murid-murid secara praktik langsung mengucapkan pola-pola kalimat yang sudah tersusun baik betul, atau mengerjakan sebagaimana yang dimaksud pola kalimat tersebut.
j.                    Metode Dikte/Imla
                 Metode ini sangat perlu diterapkan mendampingi semua metode-metode pengajaran bahasa asing. Dalam satu jam penyajian bahasa asing semestinya harus menerapkan 3 atau 4 macam metode secara berfariasi dan berselingan, sehingga para pelajar dapat menguasai segala segi-segi keterampilan berbahasa asing, peka pendengaran, terampil percakapan, bagus bacaan, benar penulisan atau tidak salah-salah tulis, lancar mengarang dan baik didalam segala segi  berbahasa asing itu.
k.                  Metode Translasi/ terjemah
                Metode translation adalah metode menerjemahkan buku-buku bacaan asing kedalam bahasa sehari-hari. Buku bacaan yang diterjemahkan tersebut tentunya telah direncanakan sebelunmya. Pada dasarnya, metode ini tepat diterapkan bagi mereka yang telah memiliki kemampuan berbahasa yang cukup baik.


l.                    Metode Unit
                Unit artinya adalah bagian-bagian yang memiliki kesatuan lengkap dan bulat. Dengan kata lain, metode unit merupakan suatu cara menyajikan pelajaran bahasa asing melalui unit kesatuan pengertian yang utuh dan lengkap.
                 Metode ini berangkat dari teori kependidikan Herbart (Johan Friedrich Herbart:1776-1841) ia telah menempa suatu istilah baru appersepsi untuk menjelaskan suatu efek pengalaman sesansi yang berkoleransi atau berkomposisi dengan pengalaman yang telah lalu, yang telah diperbaiki dan dinyatakan ulangan.
m.                 Metode Meniru dan Menghafal
                Menurut metode ini, latihan mengucapkan kosa kata dan struktur kalimat dengan menirukan ucapan guru, akan mudah diingat dan terbiasa bagi anak-anak didik karena langsung didemonstrasikan.
n.                  Metode Gramatika
                Metode gramatika adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan cara menghafal aturan-aturan atau kaidah-kaidah tata bahasa, dalam bahasa asing tersebut. Dengan metode ini anak didik diajarkan terlebih dahulu tentang gramatika/ tata bahasa, sehingga pelajaran percakapan tidak diperhatikan.
o.    Metode psikologi
                 Penerapan atau pemakaian metode ini didalam pengajaran bahasa asing kepada para siswa adalah sangat memperhatikan keadaan jiwa mereka senangi, atau suasana hati para murid pada umumnya. Disamping itu penyampaian bahan-bahan materi pelajaran sangat memperhatikan kadar perkembangan/kemampuan para siswa yang disesuaikan dengan daya tangkap pemikiran mereka.
p.                  Metode Bahasa Dengar
            Tujuan utama pengajaran bahasa asing seperti bahasa Arab dan Inggris melalui metode ini adalah kemahiran-kemahiran mendengarkan, sehingga mampu memahami atau mengerti. Pembiasaan yang berulang-ulang terhadap bunyi atau ucapan-ucapan itu sampai alat indra sehingga sesuai dan mudah dipahami.
q.    Metode Memperhatikan Situasi
            Inilah sebenarnya metode yang paling menyenangkan bagi murid-murid, optimasi penyampaian hasil yang amat meyakinka, karena bahan pelajaran atau judul yang akan diberikan guru selalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi para murid.
r.      Metode membentuk Kembali Kalimat-Kalimat Baru
     Prinsipnya sama dengan metode phonetic. Tetapi Reform method, dari bahan-bahan kisah atau materi pelajaran itu dibentuk kembali kisah baru atau uraian baru dengan suasana sendiri oleh murid-murid.
                   Jadi titik tekan (prinsip pokoknya) adalah memahami dengan baik bahan-bahan pelajaran dari guru, lalu murid-murid mampu menyusun kembali dengan kreativitas atau imajinasi sendiri-sendiri, baik secara lisan maupun juga secara tulisan.
s.     Metode Dasar-Dasar Bahasa
                   Dalam mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris,Arab dan sebagainya prinsip metode ini ialah mengutamakan agar menguasai dasar-dasar, kata-kata dasar, akar kata dan lain-lain, termasuk juga tata tertib urut-urutan bahan-bahan pengajaran dengan tingkatan pengembangan yang tertentu  sejak elementary intermediate hingga advance.


t.      Metode bahasa Rangkap/Metode dwi Bahasa
            Metode ini adalah kelanjutan dari Cognate method, bukan saja menginventasi dan mengindentifikasi kata-kata yang sama atau arti yang sama, tetapi lebih jauh lagi, semua segi dibandingkan antar bahasa anak didik (dalam hal ini bahasa Indonesia, atau mungkin juga bahasa Daerah).
                        Dual berarti Dwi-rangkap dua. Dual Language yaitu bahasa rangkap dua, yakni bahasa asing yang sedang dipelajari dirangkapkan/ dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Misalnya bahasa Inggris dirangkapkan dengan bahasa Indonesia (dibanding-bandingkan) dengan bahasa Indonesia.
u.    Metode Persamaan Kata-Kata
                 Penyajian materi isi pelajaran bahasa asing melalui metode ini adalah dengan mengutamakan menginventarisasi kata-kata yang sama, akar kata yang sama, huruf-huruf, ataupun arti yang sama, Cognate artinya kata-kata yang sama.
v.    Metode pengontrolan Bahasa
                 Metode ini sering disebut juga dengan Simplification Method yaitu penyajian pelajaran dengan cara mengajarkan kosa kata sebanyak-banyaknya, struktur-struktur kalimat dan istilah-istilah tertentu yang bersahaja (metode penyederhanaan).
w.                Metode Campuran
       Elektik dapat diartikan campuran atau kombinasi. Metode elektik adalah cara menyajikan pelajaran bahasa asing di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode.
       Selain itu, ada juga beberapa teknik-teknik dalam pembelajaran bahasa Arab antara lain sebagai berikut:
a.         Teknik Pembelajaran Muhadatsah
Pembelajaran muhadatsah adalah cara menyajikan bahan pelajaran bahasa  Arab melalui percakapan. Dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dengan murid, atau murid dengan murid sambil menambah dan terus memperkaya perbendaharaan kata (vocubulary) yang semakin banyak.[13]
b.         Teknik Pembelajaran Muthala’ah
Metode muthala’ah adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara membaca, baik membaca dengan bersuara atau membaca dalam hati.[14]
c.         Teknik Pembelajaran Imla’
Metode pelajaran imla’ juga biasa disebut dengan metode dikte atau menulis. Dengan metode ini, guru membacakan pelajaran dengan menyuruh siswa untuk mendikte atau menulis apa  yang dibacakan guru di buku tulis.[15]
d.        Teknik Pembelajaran Mengarang (Insya’)
Metode insya’ adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan cara menyuruh siswa mengarang dalam bahasa Arab untuk mengungkapkan isi hati, pikiran dan pengalaman yang dimilikinya.[16]
e.         Teknik Pembelajaran Menghafal (Mahfuzat)
Metode mahfuzat disebut juga dengan metode menghafal, adalah cara manyajikan materi pelajaran bahasa Arab, dengan jalan menyuruh siswa untuk menghafal kalimat-kalimat, seperti syair, cerita, kata-kata, ataupun yang lainnya yang menarik untuk dihafalkan.[17]
f.          Teknik Pembelajaran Nahwu Sharaf (Qawa’id)
Metode pembelajaran qawa’id atau nahwu sharaf dalam system dan metode pengajaran bahas Arab lama, terlalu manitik beratkan pada nahwu dan sorof dari pada ta’bir (percakapan), muthala’ah (membaca) dan imla’ (menulis). Sehingga seolah-olah menyamakan bahasa Arab dengan Nahwu sharaf itu sendiri. Nahwu sharaf baru merupakan satu bagian dari bahasa Arab yang tidak perlu dianggap sulit.[18]

5.      Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
     Dalam belajar mengajar, terdapat empat strategi dasar yang perlu diperhatikan, antara lain: [19].
a.       Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
b.         Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
c.         Memilih dan menetapkan prosedur, metode tehnik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan tugasnya.
d.        Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria standar keberhasilan, sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar selanjutnya.
6.      Pembelajaran Bahasa arab yang efektif
              Bahwa pembelajaran dikatakan efektif, baik proses maupun hasilnya, apabila: .[20]
a.       Tujuan yang diharapkan dapat dicapai secara optimal, sesuai dengan program yang diharapkan
b.      Prosesnya berlangsung humanis, dinamis, produktif, dan berada dalam situasi/lingkungan yang kondusif dan menyenangkan.
c.       Bernilai teoritik dan pragmatik, terutama bagi siswa
d.      Dikelola secara profesional oleh guru yang kompeten
e.       Hasil evaluasinya menunjukkan adanya kemajuan, prestasi dan citra baik bahasa Arab.
7.      Prinsip-prinsip Pengembangan Lingkungan Berbahasa Arab 
Diyakini bahwa menciptakan lingkungan berbahasa Arab yang kondusif tidak mudah. Karena itu, harus ada beberapa syarat yang harus terlebih dahulu. Adapun prinsip-prinsip penciptaan lingkungan berbahasa Arab yang perlu dijadikan sebagai landasan perkembangan sistem pembelajaran basaha Arab yaitu:[21]
a.       Adanya sikap dan apresiasi positif terhadap bahasa Arab dan dari pihak-pihak terkait
b.      Adanya “aturan main” atau pedoman yang jelas mengenai format dan model pengembangan lingkungan bahasa Arab yang dikehendaki oleh Madrasah.
c.       Adanya beberapa figur yang mampu berkomunikasi bahasa Arab aktif
d.      Penyediaan alokasi dana yang memadai, baik untuk pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung
Adapun prinsip-prinsip pencipta lingkungan berbahasa Arab yang perlu dijadikan landasan pengembangan sistem pembelajaran bahasa Arab adalah sebagai berikut:[22]
a. Prinsip keterpaduan dengan visi, misi dan orientasi pembelajaran bahasa Arab pada penciptaan lingkungan berbahasa Arab.
b. Prinsip skala prioritas dan gradasi program implementasi, yaitu penciptaan lingkungan berbahasa Arab harus dilakukan dengan bertahap dengan memperhatikan skala prioritas tertentu.
c. Kebersamaan dan partisipasi aktif semua pihak.
d. Prinsip konsistensi dan keberlanjutan,
e. Prinsip pendayagunaan teknologi dan multi media. Diantara yang dapat membuat lingkungan bahasa Arab adalah teknologi informasi dan pendayagunaan multi media.
8.      Strategi Pengembangan Lingkungan Berbahasa Arab 
Strategi yang perlu diambil dalam rangka perkembangan lingkungan pendidikan bahasa Arab adalah: [23]
a.       Perumusan visi, misi dan orientasi pembelajaran bahasa Arab, yaitu pengembangan sistem pembelajaran yang efektif
b.      Komitmen kuat dari pada tenaga pendidikan bahasa Arab dan pimpinan Madrasah untuk melakukan perubahan lingkungan
c.       Peninjauan kembali kurikulum bahasa Arab secara menyeluruh, dengan maksud agar pembelajaran bahasa Arab dapat lebih diintensifkan
d.      Perlu ada kebijakan dari pimpinan Madrasah berupa, penetapan hari khusus untuk berbahasa Arab
e.       Mengadakan berbagai kegiatan yang bernuansa kebahasaan seperti, diskusi, ceramah
f.       Mengikut dan mengadakan lomba-lomba berbahasa Arab seperti lomba berpidato, cerdas cermat, karya tulis, komunikata Arab dan drama
g.      Penyediaan sarana dan media pembelajaran bahasa Arab yang lebih memadai seperti, laboratorium, antena para bola yang dapat mengakses siaran TV dari berbagai negara di Timur tengah, seperti Arabsat, siaran Al-Jazeera, al-Arabiyah, Al-Manar, dan sebagainya.




[1] Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa , hlm. 986.
 [2] Bambang Warsita, M. Pd, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hlm: 266
[3]  Muhammad Ali Khauli, Madkhal Ilaa Ilmi Al Lughah, (Al Ardan: Darul FallahWa Tauji’, 1993),  hlm:15
[4] Umi Mahmudah Abdul Wahab Rosyidi. Active Learning  Dalam Pembelajaran Bahasa (Malang : UIN Malang Press, 2008), hlm. 7.
[5]  Muhbib Abdul Wahab MA, Epistemologi dan metodologi pembelajaran bahasa arab, (Jakata: Press,2008), hlm.147-148
[6] H. M. Abdul Hamid, M.Ag, H. uril Baharuddin. M.A,Bisri Mustofa. M. ABisri Mustofa. M. A, , Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode Strategi Materi Dan Media, ,,,,,,,,,,,,,,,,hlm. 158-160
[7] Ibid, hlm, 189
[8]  H. Aziz Fachrurrozi, M.A, Erta Mahyuddin, Lc. S.S,M.Pd.I, Pembelajaran Bahasa Asing Metode Trasdisdonal & Kontemporer, (Jakarta:Bania Publishing,2010),  hlm. 189
[9] H. M. Abdul Hamid, M.Ag, H. uril Baharuddin. M.A,Bisri Mustofa. M. A,,,,,,,,, Hal: 159
[10]  Ibid, hlm,165
[11]  Ibid, hlm, 166-167
[12] Ahmad Izzan. Metodologi Pembelajarn bahasa Arab,,,,,,,,, hlm. 86-111
[13] Ibid, hlm, 116
[14] Ibid, hlm, 119
[15] Ibid, hlm, 122
[16] Ibid, hlm, 125
[17] Ibid, hlm, 126
[18] Ibid, hlm, 128
 [19] DR. Muhbib Abdul Wahab, MA, Epistemologi dan metodologi pembelajaran bahasa arab,,,,,,,,  hal: 129
[20] Ibid., hlm: 148
[21]  Ibib, hlm, 301-302
[22]  Ibid, hlm, 301-302
[23]  Ibib, hlm, 304-307

Tidak ada komentar: