1. Pengertian Optimalisasi Pembelajaran Bahasa Arab
Optimalisasi adalah
pengoptimalan.[1] Yang dimaksud
di sini adalah menjadikan proses pembelajaran Bahasa Arab melalui metode muhadatsah
di Madrasah Aliyah Wahab Hasbulloh menjadi lebih terarah. Siswa dikatakan optimal jika
pembelajaran Bahasa Arab berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang
diinginkan oleh Madrasah Aliyah tersebut. Yakni menciptakan generasi yang
terampil berbahasa arab khususnya dalam bidang muhadatsah.
Pengertian
pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
peserta didik yang bersifat internal.[2]
Adapun menurut Kelvin Seifert (2008:5)
Pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan.
Agar tujuan pembelajaran tercapai, maka pandai-pandai mengelola kelas dengan
memperhatikan efektifitas dan efisien dari kegiatan belajar mengajar yang telah
direncanakan supaya tercipta pendidikan.
Sedangkan bahasa merupakan alat komunikasi
dan pendukung dalam pergaulan manusia dalam sehari-hari baik antara individu
dengan individu, individu dengan masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu.
Dalam komunikasi antar individu, bahwa setiap kalimat yang diucapkan, mempunyai
fungsi yang khusus. Kadang-kadang fungsinya ialah memberitahukan, menanyakan,
atau memperingatkan tentang suatu fakta.[3] Abdul Mu’in (2004:19) menjelaskan bahwa bahasa Arab adalah kalimat
yang disampaikan oleh orang Arab untuk maksud-maksud mereka. Bahasa Arab juga merupakan
suatu alat komunikasi di mana manusia sejak lahir berusaha untuk dapat
berkomunikasi dengan yang lainnya.
Bahasa
Arab juga termasuk dalam rumpun bahasa Samit yaitu bahasa yang dipakai
bangsa-bangsa yang tinggal disekitar sungai Tigris dan Furat, dataran Syiria
dan Jazirah Arabia (Timur Tengah) seperti bahasa Finisia Asyiriya, Ibrania, Arabia, Suryania dan
Babilonia. Dari sekian banyak bahasa-bahasa tersebut yang bertahan sampai
sekarang adalah Ibrani.[4]
Jadi yang dimaksud optimalisasi pembelajaran bahasa Arab yaitu merupakan proses transformasi ilmu, sikap,
mental dan prilaku kebahasa Araban yang di harapkan dapat dilakukan secara
profesional dan berorientasi kepada tujuan tertentu dan sesuai dengan tujuan
yang di hendaki, yakni menciptakan generasi yang terampil berbahasa Arab khususnya
dalam bidang muhadatsah. Tujuan
pembelajaran bahasa Arab dapat direalisasikan secara efektif jika dilandasi
oleh visi dan misi, dan orientasi yang jelas terhadap prosedurnya dilakukan
berdasarkan strategi, pendekatan dan metode yang tepat dan relevan, dan
akhirnya menghasilkan output yang optimal dan memuaskan baik siswa, guru maupun
lembaga pendidikan dan masyrakat luas.[5]
2. Tujuan
Pembelajaran Bahasa Arab
a.
Pembelajar
menghargai dan membanggakan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa dunia yang penting untuk
dipelajari.
b.
Pembelajar memahami bahasa Arab dari segi
bentuk, makna dan fungsi, serta menggunakanya dengan tepat dan kreatif untuk
bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
c.
Pembelajar memiliki kemampuan menggunakan
bahasa Arab untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan
kematangan sosial.
d.
Pembelajar memiliki disiplin dalam berpikir
dan berbahasa ( berbicara dan menulis)
e.
Pembelajar mampu menikmati dan memanfaatkan
karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f.
Pembelajar menghargai dan membanggakan sastra
Arab sebagai khasanah budaya dan intelektual.
Pembelajaran bahasa Arab juga
memiliki tujuan agar para pembelajar berkembang dalam hal: .[7]
a. Keterampilan menyimak ( istima’),
berbicara ( kalam ), membaca ( qiro’ah), dan menulis ( kitabah ) secara benar dan baik.
b. Pengetahuan mengenai ragam bahasa dan konteksnya, sehingga para siswa dapat
menafsirkan isi berbagai bentuk teks lisan maupun tulisan dan meresponnya dalam
bentuk kegiatan yang beragam dan interaktif.
c. Pengetahuan mengenai pola – pola kalimat yang dapat digunakan untuk
menyusun teks yang bermacam-macam dan mampu menerapkannya dalam bentuk wacana
lisan dan tulisan.
d. Pengetahuan mengenai sejumlah teks yang beraneka ragam dan mampu
menghubungkannya dengan aspek sosial dan personal.
e. Kemampuan berbicara secara efektif dalam berbagai konteks.
f. Kemampuan menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis dan merespon dalam
bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan.
g. Kemampuan membaca buku bacaan fiksi dan non fiksi sederhana serta
menceritakan kembali intisarinya.
h. Kemmpuan menulis kreatif berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi,
mengungkapkan pikiran dan perasaan
i. Kemampuan menghayati dan menghargai karya orang lain.
j.
Kemampuan untuk berdiskusi dan menganalisis
teks
Jadi, tujuan
pembelajaran sangat mempengaruhi penentuan metode apa yang akan digunakan
karena tujuan pembelajaran akan menyangkut kemampuan yang harus dimiliki siswa
setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.[8]
3.
Asas dan
Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab
a.
Asas Pembelajaran
Bahasa Arab
Dalam pembelajaran bahasa Arab asas yang
dianjurkan untuk digunakan adalah asas kebermaknaan. Konsep penting yang
mendasari asas ini adalah: [9].
1)
Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan
makna yang diwujudkan melalui kosa kata dan tata bahasa.
2)
Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan
maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan
kebermaknaan terhadap pengajar bahasa yang harus didukung oleh pemahaman lintas
budaya.
3)
Makna dapat diwujudkan melalui ungkapan yang
berbeda, baik secara lisan maupun tulisan.
4)
Belajar bahasa asing adalah belajar
berkomunikasi melalui bahasa yang dipelajari (bahasa sasaran), baik secara
lisan maupun tulisan.
5)
Motivasi belajar siswa merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan keberhasilan belajar.
6)
Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran
menjadi lebih bermakna jika berhubungan dengan kebutuhan, pengalaman, minat,
tata nilai, dan masa depan siswa.
7)
Dalam kegiatan pembelajarasn, siswa harus
diperlakukan sebagai subyek utama, bukan hanya sebagai obyek, sedang guru
berperan sebagai fasilitator untuk membentu siswa mengembangkan keterampilan
bahasa.
Penerapan konsep – konsep dalam
pembelajaran bahasa arab menyirat hal– hal berikut:[10]
1) Unsur – unsur bahasa, yaitu kosa kata ( mufrodat ), tata bahasa, ejaan, dan
pelafalan hendaknya disajikan dalam lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi,
sehingga lebih bermakna.
2) Pembelajaran unsur-unsur bahasa ditujukan untuk mendukung penguasaan dan pengembangan
empat keterampilan berbahasa, dan bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri.
3) Dalam kegiatan pembelajaran, unsur-unsur bahasa yang dipandang sulit bagi
siswa dapat disajikan tersendiri, secara sistematis sesuai dengan tema yang
dibahas.
4) Dalam kegiatan pembelajaran, keempat
keterampilan berbahasa pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan
5) Siswa harus dilibatkan dalam semua kegiatan belajar yang bermakna, yaitu
kegiatan yang dapat membantu untuk :
a)
Mengembangkan diri siswa dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni
b)
Mengembangkan keterampilan menjalin hubungan
dengan pihak lain
b.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab
Ada 10 prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran bahasa Arab, yaitu :[11]
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan keteladanan dan pembiasaan
3) Mengembangkan kemampuan spsial
4) Mengembangkan fitrah bertauhid, keingintahuan, dan imajinasi
5) Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kepahaman nilai dan penggunaan ilmu dan teknologi
8)Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9) Belajar sepanjang hayat
10) Keterpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas.
4.
Macam-macam Metode Pembelajaran
Bahasa Arab
Sebagaimana
telah dijelaskan dalam uraian sebelumnya, bahwa metode ini mencakup cara serta
sarana untuk menyajikan materi pelajaran. Maka ketepatan dalam memilih metode
sangat menentukan keberhasilan penggunaan metode pembelajaran tersebut. Di sini
metode-metode yang telah berkembang dalam pembelajaran bahasa Arab adalah: [12]
a.
Metode Langsung
Metode langsung yaitu suatu cara yang menyajikan materi
pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan bahasa Asing tersebut
sebagai bahasa pengantar dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikitpun
dalam mengajar. Jika ada suatu kata-kata yang sulit dimengerti anak didik, guru
dapat mengartikannya dengan menggunakan alat peraga, mendemonstrasikan,
menggambarkan dan lain-lain.
b.
Metode Berlizt
Metode
Berlizt adalah metode langsung yang selalu digunakan di sekolah-sekolah berlizt
sebagai metode utama. Semua metode Berlizt menggunakan metode langsung (Direct
Method) ini didalam pengajaran bahasa-bahasa asing di sekolahannya dan banyak
lagi sekolah-sekolah lain seperti yang terdapat
di Amerika dan Eropa. Dan hasil dari penerapan metode ini memang berhasil
dengan sangat baik.
c.
Metode Alami
Metode alami
(Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar, sisiwa dibawa
kealam seperti halnya pelajaran bahasa ibu sendiri. Dalam pelaksanaanya metode
ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung (direct) dimana guru menyajikan
materi pelajaran langsung dalam bahasa asing tanpa diterjemahkan sedikitpun,
kecuali dalam hal-hal tertentu dimana kamus dan bahasa anak didik dapat
digunakan.
d.
Metode Percakapan
Yaitu
mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, Arab atau bahasa-bahasa
lainnya dengan cara langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap /berbicara
didalam bahasa Asing yang sedang diajarkan itu.
e.
Metode phonetic (Mendengar dan Mengucapkan)
Metode
ini menggunakan ear training dan speak training yaitu cara menyajikan pelajaran
dengan menggunakan bahasa asing melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian
diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa
asing yang sedang dipelajari.
f.
Metode praktik-Teori
Metode ini
sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktis dari teori.
Perbandingannya dapat berupa 7 unit materi praktis dan 3 unit materi yang
bersifat teoritis, lalu diiringi dengan teori (tata bahasa).
Disini
yang dipentingkan adalah bagaimana siswa/anak didik dapat mampu berbahasa asing
itu secara praktis bukan teoritis. Oleh sebab itu pengajaran harus dilaksanakan
pada kemampuan komunikatif atau percakapan, sedangkan gramatika dapat diajarkan
sambil lalu saja.
g.
Metode Membaca
Metode membaca
(Reading Method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu
mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topic bacaan, kemudian
diikuti siswa/anak didik. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak
didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, tentu siswa lain
memperhatikan dan mengikutinya.
h.
Metode Bicara Lisan
Metode ini
hampir saja sama dengan Metode phonetic dan reform method, tetapi pada
oral-method adalah menitik beratkan pada latihan-latihan lisan atau
penuturan-penuturan dengan mulut. Melatih mulut untuk bisa lancar berbicara
(fluently) keserasian dan spontanitas.
i.
Metode Praktik Pola-Pola Kalimat
Penerapan
terpenting metode ini adalah dengan melatih murid-murid secara praktik langsung
mengucapkan pola-pola kalimat yang sudah tersusun baik betul, atau mengerjakan
sebagaimana yang dimaksud pola kalimat tersebut.
j.
Metode Dikte/Imla
Metode ini
sangat perlu diterapkan mendampingi semua metode-metode pengajaran bahasa
asing. Dalam satu jam penyajian bahasa asing semestinya harus menerapkan 3 atau
4 macam metode secara berfariasi dan berselingan, sehingga para pelajar dapat
menguasai segala segi-segi keterampilan berbahasa asing, peka pendengaran,
terampil percakapan, bagus bacaan, benar penulisan atau tidak salah-salah
tulis, lancar mengarang dan baik didalam segala segi berbahasa asing itu.
k.
Metode Translasi/ terjemah
Metode translation adalah metode menerjemahkan buku-buku
bacaan asing kedalam bahasa sehari-hari. Buku bacaan yang diterjemahkan
tersebut tentunya telah direncanakan sebelunmya. Pada dasarnya, metode ini
tepat diterapkan bagi mereka yang telah memiliki kemampuan berbahasa yang cukup
baik.
l.
Metode Unit
Unit artinya adalah bagian-bagian yang memiliki kesatuan
lengkap dan bulat. Dengan kata lain, metode unit merupakan suatu cara
menyajikan pelajaran bahasa asing melalui unit kesatuan pengertian yang utuh
dan lengkap.
Metode ini
berangkat dari teori kependidikan Herbart (Johan Friedrich Herbart:1776-1841)
ia telah menempa suatu istilah baru appersepsi untuk menjelaskan suatu efek
pengalaman sesansi yang berkoleransi atau berkomposisi dengan pengalaman yang
telah lalu, yang telah diperbaiki dan dinyatakan ulangan.
m.
Metode
Meniru dan Menghafal
Menurut metode ini, latihan mengucapkan kosa kata dan
struktur kalimat dengan menirukan ucapan guru, akan mudah diingat dan terbiasa
bagi anak-anak didik karena langsung didemonstrasikan.
n.
Metode Gramatika
Metode gramatika adalah cara menyajikan bahan pelajaran
dengan cara menghafal aturan-aturan atau kaidah-kaidah tata bahasa, dalam
bahasa asing tersebut. Dengan metode ini anak didik diajarkan terlebih dahulu
tentang gramatika/ tata bahasa, sehingga pelajaran percakapan tidak
diperhatikan.
o.
Metode psikologi
Penerapan
atau pemakaian metode ini didalam pengajaran bahasa asing kepada para siswa
adalah sangat memperhatikan keadaan jiwa mereka senangi, atau suasana hati para
murid pada umumnya. Disamping itu penyampaian bahan-bahan materi pelajaran
sangat memperhatikan kadar perkembangan/kemampuan para siswa yang disesuaikan
dengan daya tangkap pemikiran mereka.
p.
Metode Bahasa Dengar
Tujuan utama pengajaran bahasa asing
seperti bahasa Arab dan Inggris melalui metode ini adalah kemahiran-kemahiran
mendengarkan, sehingga mampu memahami atau mengerti. Pembiasaan yang
berulang-ulang terhadap bunyi atau ucapan-ucapan itu sampai alat indra sehingga
sesuai dan mudah dipahami.
q.
Metode Memperhatikan Situasi
Inilah
sebenarnya metode yang paling menyenangkan bagi murid-murid, optimasi
penyampaian hasil yang amat meyakinka, karena bahan pelajaran atau judul yang
akan diberikan guru selalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi para murid.
r.
Metode membentuk Kembali Kalimat-Kalimat Baru
Prinsipnya
sama dengan metode phonetic. Tetapi Reform method, dari bahan-bahan kisah atau
materi pelajaran itu dibentuk kembali kisah baru atau uraian baru dengan
suasana sendiri oleh murid-murid.
Jadi
titik tekan (prinsip pokoknya) adalah memahami dengan baik bahan-bahan
pelajaran dari guru, lalu murid-murid mampu menyusun kembali dengan kreativitas
atau imajinasi sendiri-sendiri, baik secara lisan maupun juga secara tulisan.
s.
Metode Dasar-Dasar Bahasa
Dalam
mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris,Arab dan sebagainya prinsip
metode ini ialah mengutamakan agar menguasai dasar-dasar, kata-kata dasar, akar
kata dan lain-lain, termasuk juga tata tertib urut-urutan bahan-bahan
pengajaran dengan tingkatan pengembangan yang tertentu sejak elementary intermediate hingga advance.
t.
Metode bahasa Rangkap/Metode dwi Bahasa
Metode
ini adalah kelanjutan dari Cognate method, bukan saja menginventasi dan
mengindentifikasi kata-kata yang sama atau arti yang sama, tetapi lebih jauh
lagi, semua segi dibandingkan antar bahasa anak didik (dalam hal ini bahasa
Indonesia, atau mungkin juga bahasa Daerah).
Dual
berarti Dwi-rangkap dua. Dual Language yaitu bahasa rangkap dua, yakni bahasa
asing yang sedang dipelajari dirangkapkan/ dibandingkan dengan bahasa
Indonesia. Misalnya bahasa Inggris dirangkapkan dengan bahasa Indonesia
(dibanding-bandingkan) dengan bahasa Indonesia.
u.
Metode Persamaan Kata-Kata
Penyajian
materi isi pelajaran bahasa asing melalui metode ini adalah dengan mengutamakan
menginventarisasi kata-kata yang sama, akar kata yang sama, huruf-huruf,
ataupun arti yang sama, Cognate artinya kata-kata yang sama.
v.
Metode pengontrolan Bahasa
Metode
ini sering disebut juga dengan Simplification Method yaitu penyajian
pelajaran dengan cara mengajarkan kosa kata sebanyak-banyaknya,
struktur-struktur kalimat dan istilah-istilah tertentu yang bersahaja (metode
penyederhanaan).
w.
Metode Campuran
Elektik dapat diartikan
campuran atau kombinasi. Metode elektik adalah cara menyajikan pelajaran bahasa
asing di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode.
Selain itu, ada juga
beberapa teknik-teknik dalam pembelajaran bahasa Arab antara lain sebagai
berikut:
a.
Teknik Pembelajaran Muhadatsah
Pembelajaran muhadatsah adalah cara menyajikan bahan pelajaran
bahasa Arab melalui percakapan. Dalam
percakapan itu dapat terjadi antara guru dengan murid, atau murid dengan murid
sambil menambah dan terus memperkaya perbendaharaan kata (vocubulary)
yang semakin banyak.[13]
b.
Teknik Pembelajaran Muthala’ah
Metode muthala’ah adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara
membaca, baik membaca dengan bersuara atau membaca dalam hati.[14]
c.
Teknik Pembelajaran Imla’
Metode pelajaran imla’ juga biasa disebut dengan metode dikte atau
menulis. Dengan metode ini, guru membacakan pelajaran dengan menyuruh siswa
untuk mendikte atau menulis apa yang
dibacakan guru di buku tulis.[15]
d.
Teknik Pembelajaran Mengarang (Insya’)
Metode insya’ adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan cara
menyuruh siswa mengarang dalam bahasa Arab untuk mengungkapkan isi hati,
pikiran dan pengalaman yang dimilikinya.[16]
e.
Teknik Pembelajaran Menghafal (Mahfuzat)
Metode mahfuzat disebut juga dengan metode menghafal, adalah cara
manyajikan materi pelajaran bahasa Arab, dengan jalan menyuruh siswa untuk
menghafal kalimat-kalimat, seperti syair, cerita, kata-kata, ataupun yang
lainnya yang menarik untuk dihafalkan.[17]
f.
Teknik Pembelajaran Nahwu Sharaf (Qawa’id)
Metode pembelajaran qawa’id atau nahwu sharaf dalam system dan
metode pengajaran bahas Arab lama, terlalu manitik beratkan pada nahwu dan
sorof dari pada ta’bir (percakapan), muthala’ah (membaca) dan imla’
(menulis). Sehingga seolah-olah menyamakan bahasa Arab dengan Nahwu sharaf
itu sendiri. Nahwu sharaf baru merupakan satu bagian dari bahasa Arab yang
tidak perlu dianggap sulit.[18]
5.
Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
a.
Mengidentifikasi
dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
b.
Memilih sistem pendekatan belajar mengajar
berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
c.
Memilih dan menetapkan prosedur, metode tehnik
belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif, sehingga dapat
dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan tugasnya.
d.
Menetapkan norma-norma dan batas minimal
keberhasilan atau kriteria standar keberhasilan, sehingga dapat dijadikan
pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar
selanjutnya.
6.
Pembelajaran Bahasa arab yang efektif
a. Tujuan yang diharapkan dapat dicapai secara optimal, sesuai dengan program
yang diharapkan
b. Prosesnya berlangsung humanis, dinamis, produktif, dan berada dalam
situasi/lingkungan yang kondusif dan menyenangkan.
c. Bernilai teoritik dan pragmatik, terutama bagi siswa
d. Dikelola secara profesional oleh guru yang kompeten
e. Hasil evaluasinya menunjukkan adanya kemajuan, prestasi dan citra baik
bahasa Arab.
7. Prinsip-prinsip Pengembangan Lingkungan Berbahasa Arab
Diyakini bahwa menciptakan lingkungan berbahasa Arab yang kondusif tidak
mudah. Karena itu, harus ada beberapa syarat yang harus terlebih dahulu. Adapun
prinsip-prinsip penciptaan lingkungan berbahasa Arab yang perlu dijadikan
sebagai landasan perkembangan sistem pembelajaran basaha Arab yaitu:[21]
a. Adanya sikap dan apresiasi positif terhadap bahasa Arab dan dari
pihak-pihak terkait
b. Adanya “aturan main” atau pedoman yang jelas mengenai format dan model
pengembangan lingkungan bahasa Arab yang dikehendaki oleh Madrasah.
c. Adanya beberapa figur yang mampu berkomunikasi bahasa Arab aktif
d. Penyediaan alokasi dana yang memadai, baik untuk pengadaan sarana dan
prasarana yang mendukung
Adapun prinsip-prinsip pencipta lingkungan berbahasa Arab yang perlu
dijadikan landasan pengembangan sistem pembelajaran bahasa Arab adalah sebagai
berikut:[22]
a. Prinsip keterpaduan dengan visi, misi dan orientasi pembelajaran bahasa
Arab pada penciptaan lingkungan berbahasa Arab.
b. Prinsip skala prioritas dan gradasi program implementasi, yaitu
penciptaan lingkungan berbahasa Arab harus dilakukan dengan bertahap dengan
memperhatikan skala prioritas tertentu.
c. Kebersamaan dan partisipasi aktif semua pihak.
d. Prinsip konsistensi dan keberlanjutan,
e. Prinsip pendayagunaan teknologi dan multi media. Diantara yang dapat
membuat lingkungan bahasa Arab adalah teknologi informasi dan pendayagunaan
multi media.
8. Strategi Pengembangan Lingkungan Berbahasa Arab
Strategi yang perlu diambil dalam rangka perkembangan lingkungan pendidikan
bahasa Arab adalah: [23]
a. Perumusan visi, misi dan orientasi pembelajaran bahasa Arab, yaitu
pengembangan sistem pembelajaran yang efektif
b. Komitmen kuat dari pada tenaga pendidikan bahasa Arab dan pimpinan Madrasah
untuk melakukan perubahan lingkungan
c. Peninjauan kembali kurikulum bahasa Arab secara menyeluruh, dengan maksud
agar pembelajaran bahasa Arab dapat lebih diintensifkan
d. Perlu ada kebijakan dari pimpinan Madrasah berupa, penetapan hari khusus
untuk berbahasa Arab
e. Mengadakan berbagai kegiatan yang bernuansa kebahasaan seperti, diskusi,
ceramah
f. Mengikut dan mengadakan lomba-lomba berbahasa Arab seperti lomba berpidato,
cerdas cermat, karya tulis, komunikata Arab dan drama
g. Penyediaan sarana dan media pembelajaran bahasa Arab yang lebih memadai
seperti, laboratorium, antena para bola yang dapat mengakses siaran TV dari
berbagai negara di Timur tengah, seperti Arabsat, siaran Al-Jazeera,
al-Arabiyah, Al-Manar, dan sebagainya.
[3] Muhammad Ali Khauli, Madkhal Ilaa Ilmi Al Lughah, (Al Ardan:
Darul FallahWa Tauji’, 1993), hlm:15
[4]
Umi Mahmudah Abdul Wahab Rosyidi. Active Learning Dalam Pembelajaran Bahasa (Malang : UIN
Malang Press, 2008), hlm. 7.
[5] Muhbib Abdul Wahab MA, Epistemologi dan metodologi pembelajaran bahasa
arab, (Jakata: Press,2008), hlm.147-148
[6] H. M. Abdul
Hamid, M.Ag, H. uril Baharuddin. M.A,Bisri Mustofa. M. A, Bisri Mustofa. M. A, , Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode
Strategi Materi Dan Media, ,,,,,,,,,,,,,,,,hlm. 158-160
[8] H. Aziz Fachrurrozi, M.A, Erta
Mahyuddin, Lc. S.S,M.Pd.I, Pembelajaran Bahasa Asing Metode Trasdisdonal
& Kontemporer, (Jakarta:Bania Publishing,2010), hlm. 189
[14]
Ibid, hlm, 119
[15]
Ibid, hlm, 122
[16]
Ibid, hlm, 125
[22] Ibid,
hlm, 301-302
Tidak ada komentar:
Posting Komentar