Blogger news

Kamis, 20 Desember 2012

MOTIVASI BELAJAR


A.       Pengertian Motivasi Belajar
Ditinjau dari segi etimologi motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak, istilah ini bermakna mendorong, mengarahkan tingkah laku manusia.[1]
Terdapat banyak pengertian motivasi secara terminologi yang diberikan oleh para pakar, diantaranya ialah : 
a.Dalam kamus psikologi, motivasi memiliki dua pengertian
                                  1.         Kontrol bathiniah dengan tingkah laku seperti yang diwakili oleh kondisi-kondisi fisiologis, minat-minat, kepentingan-kepentingan dan aspirasi.
                                  2.         Kecenderungan organisme untuk melakukan sesuatu sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah direncanakan.[2]
b.      Mc Donald merumuskan bahwa motivasi ialah suatu perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.[3]
c.       Menurut Sumadi Suryabrata motivasi ialah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.[4]
Dari berbagai definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dinamakan motivasi ialah daya dorong yang dapat menggerakkan dan mengarahkan siswa untuk semangat dalam belajar sehingga bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
Motivasi sangat dibutuhkan demi terciptanya suasana proses pembelajaran di kelas secara efektif. Motivasi sangat penting dalam pembelajaran, baik dalam proses maupun pencapaian hasil. Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi, pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun output pembelajaran. Untuk itu seorang guru dituntut untuk mampu mengkreasikan berbagai cara agar motivasi siswa dapat timbul dan berkembang dengan baik.
Adapun indikator siswa yang memiliki motivasi, antara lain
1.    Memiliki gairah belajar yang tinggi.
2.    Penuh semangat.
3.    Memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi.
4.    Mampu “jalan sendiri” ketika guru meminta siswa mengerjakan sendiri.
5.    Memiliki rasa percaya diri.
6.    Memiliki daya konsentrasi yang tinggi.
7.    Kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus diatasi.
8.    Memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi.
Sedangkan indikator siswa yang tidak termotivasi, antara lain
1.      Perhatian terhadap pelajaran kurang.
2.      Semangat juangnya rendah.
3.      Mengerjakan sesuatu merasa seperti diminta membawa beban berat.
4.      Sulit untuk bisa “jalan sendiri” ketika diberikan tugas.
5.      Memiliki ketergantungan kepada orang lain.
6.      Mereka bisa jalan kalau sudah dipaksa.
7.      Daya konsentrasi kurang. Fisik berada di kelas sedang pikirannya berada di luar kelas.
8.      Mereka cenderung menjadi pembuat kegaduhan.
9.      Mudah berkeluh kesah dan pesimis ketika menghadapi kesulitan.
Untuk membangun dan mengembangkan motivasi  belajar siswa, ada beberapa cara yang dapat dilakuakan oleh guru dalam kelas. Salah satunya yaitu guru harus menunjukkan kemampuan menguasai bahan yang diajarkan, antusiasme dan kemenarikan dalam mengajar. Menguasai bahan akan menimbulkan keyakinan diri pada guru. Sehingga dapat menimbulkan antusiasme dan akhirnya akan mampu menarik perhatian siswa. Semua ini sangat penting dalam kaitannya dengan upaya membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa dalam upaya membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa. Karena tidak sedikit siswa yang menjadi tidak tertarik kepada pelajaran tertentu karena gurunya tidak menguasai bahan, tidak antusias dan tidak menarik dalam mengajar. Jadi siswa tidak termotivasi bukan karena materi pelajarannya, tetapi karena pendidiknya yang tidak menarik dalam mengajar.[5]
Penemuan para ahli dalam observasi yang dilakukan menyatakan bahwa pada umumnya hasil belajar akan meningkat jika tingkat motivasi untuk belajar pun meningkat. Untuk itu, peran seorang guru sangat penting dalam meningkatkan motivasi siswa agar pembelajaran dapat mencapai pada titik optimal.[6]
Motivasi itu dapat dirangsang faktor dari luar akan tetapi motivasi itu timbul dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.[7]
B.       Klasifikasi Motivasi Belajar
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa dalam proses pembelajaran dibutuhkan adanya motivasi sebagai daya pendorong siswa untuk semangat belajar. Dan motivasi belajar bisa timbul dari dua faktor, yaitu :
1.    Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah daya dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila siswa telah memiliki motivasi dari dalam dirinya sendiri maka ini dianggap sebagai kekuatan dalam melakukan aktifitas belajar yang berhubungan dengan kebutuhan dan kegunaan untuk saat sekarang dan masa mendatang. Jadi motivasi intrinsik merupakan modal utama dalam belajar.
2.      Ekstrinsik   
Motivasi ekstrinsik merupakan daya dorongan dari luar diri siswa (siswa), berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri. Misalnya, lingkungan.[8]
Menurut Winkel, ada beberapa model motivasi ekstrinsik, antara lain :
a.Belajar demi memenuhi kewajiban.
b.      Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan.
c.Belajar demi memperoleh hadiah.
d.      Belajar demi meningkatan gengsi.
e.Belajar demi memperoleh pujian dari orang-orang penting.
f.       Belajar demi tuntutan jabatan yang dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan pangkat.[9]
C.       Fungsi motivasi
Ada tiga fungsi motivasi dalam belajar, yaitu :
1.        Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Awalnya anak didik tidak memiliki hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang dipelajari. Dari sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong siswa untuk belajar dalam rangka mencari tahu.

2.        Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap siswa merupakan suatu kekuatan yang tidak terbendung, yang kemudian menjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Siswa akan belajar dengan segenap jiwa dan raga. Disinilah motivasi berfungsi, yaitu untuk menggerakkan perbuatan siswa untuk belajar secara intensif.
3.        Motivasi sebagai pengaruh perbuatan
Siswa yang memiliki motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan diabaikan. Ketika siswa memiliki motivasi pada suatu pelajaran, maka siswa itu akan terus mencari untuk ingin tahu terhadap pelajaran itu. Sesuatu yang dicari merupakan tujuan belajar yang ingin dicapai. Tujuan belajar itu sebagai pengarah yang memberikan motivasi siswa dalam belajar. Siswa akan tekun dan konsentrasi dalam belajar. Disinilah peran motivasi agar dapat mengarahkan perbuatan siswa dalam belajar.[10]
D.       Peranan Motivasi Dalam Proses Pembelajaran
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran tidak ada kegiatan pembelajaran tanpa motivasi. Oleh karena itu motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam mencapai tujuan atau hasil dari pembelajaran. Adapun peran motivasi dalam pembelajaran, sebagai berikut:
1. Sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan pembelajaran, motivasi ini bisa berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar.
2.    Sebagai upaya memperjelas tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, tanpa ada tujuan maka tidak akan ada motivasi. Oleh karena itu, motivasi sangat penting dalam mencapai hasil pembelajaran siswa menjadi optimal. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan bagi siswa yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut.
3.  Sebagai penyeleksi arah perbuatan atas apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.
4. Sebagai penentu dalam ketekunan pada waktu pembelajaran berlangsung.
5. Sebagai jembatan dalam meraih kesuksesan sehingga melahirkan prestasi.[11]
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan oleh guru dalam rangka membangkitkan semangat belajar siswa, antara lain :
1.        Menjelaskan tujuan belajar ke siswa. Dengan diketahui arah tujuannya diharapkan bisa membangkitkan semangat siswa untuk belajar
2.        Hadiah (reward). Dengan adanya pemberian hadiah pada siswa yang berprestasi diharapkan bisa membangkitkan semangat siswa yang tidak berprestasi untuk tetap semangat belajar.
3.        Saingan atau kompetisi. Guru mengadakan kompetisi supaya setiap siswa merasa bersaing dalam meraih prestasi.
4.        Pujian bagi siswa yang berprestasi.
5.        Hukuman (punishment) yang diberikan kepada siswa yang melanggar. Hukuman ini diberikan agar siswa yang bersangkutan tidak mengulangi lagi perbuatan yang tidak baik.
6.        Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk terus belajar.
7.        Membantu kesulitan belajar siswa.
8.        Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
9.        Menggunakan metode yang bervariasi.
10.    Menggunakan media yang baik dan relevan dengan tujuan pembelajaran.[12]
E.       Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Bagi seorang peserta didik tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Peran guru sebagai motivator profesional sangat dibutuhkan dalam menggerakkan atau mendorong para siswa sehingga bisa menimbulkan semangat dalam belajar.[13]
Ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk belajar, antara lain:
1.        Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
2.        Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju.
3.        Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang-orang terdekat.
4.        Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru.
5.        Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman.
6.        Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.[14]
F.        Prinsip Motivasi
Ada beberapa prinsip dalam motivasi, sebagaimana berikut:
1.    Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar
2.    Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar
3.    Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman
4.    Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
5.    Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
6.    Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.[15]




[1] Iskandar, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; Gaung Persada Press, 2009) H: 180
[2] Kartini Kartono & Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Pionir Jaya, 2000) H:  290
[3] Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, PT. Bumi Aksara,  2011), H: 149
[4] Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, PT. Bumi Aksara,  2011), H: 101
[5] M. Asrori,  Psikologi Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008), H: 184
[6]Abu Ahmadi & Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung; Pustaka Setia, 2005), H: 109
[7] Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada, 2010), H: 75
[8] Iskandar, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, Gaung Persada Pres, 2009), H: 189
[9] Martinis, Yamin,  Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta, Gaung Persada Press, 2011), H: 234
[10] Syaiful Bahri Djamarah,  Psikologi Belajar, (Jakarta; Pt. Rineka Cipta, 2008), H: 156
[11] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta; Pt. Rineka Cipta, 2008),  H: 192
[12] Syaiful Bahri Djamarah,  Psikologi Belajar, (Jakarta; Pt. Rineka Cipta, 2008), H: 191
[13] M. Ngalim Purwanto,  Psikologi Pendidikan,(Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2010), H: 73
[14] Iskandar,  Psikologi Pendidikan, (Jakarta; Gaung Persada Pres,2009),  H: 188
[15] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta; Pt. Rineka Cipta. H: 152

Tidak ada komentar: