A.
Pengertian Motivasi Belajar
Ditinjau dari segi etimologi motivasi berasal dari
bahasa latin movere yang berarti bergerak, istilah ini bermakna
mendorong, mengarahkan tingkah laku manusia.[1]
Terdapat banyak pengertian motivasi secara
terminologi yang diberikan oleh para pakar, diantaranya ialah :
a.Dalam kamus psikologi, motivasi memiliki dua pengertian
1.
Kontrol bathiniah
dengan tingkah laku seperti yang diwakili oleh kondisi-kondisi fisiologis,
minat-minat, kepentingan-kepentingan dan aspirasi.
2.
Kecenderungan
organisme untuk melakukan sesuatu sikap atau perilaku yang dipengaruhi oleh
kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang telah direncanakan.[2]
b. Mc Donald merumuskan bahwa
motivasi ialah suatu perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.[3]
c. Menurut
Sumadi Suryabrata motivasi ialah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu
tujuan.[4]
Dari berbagai definisi di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa yang dinamakan motivasi ialah daya dorong yang dapat
menggerakkan dan mengarahkan siswa untuk semangat dalam belajar sehingga bisa
mencapai tujuan yang diinginkan.
Motivasi sangat
dibutuhkan demi terciptanya suasana proses pembelajaran di kelas secara
efektif. Motivasi sangat penting dalam pembelajaran, baik
dalam proses maupun pencapaian hasil. Seseorang yang mempunyai motivasi yang
tinggi, pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun output
pembelajaran. Untuk itu seorang guru dituntut untuk mampu mengkreasikan
berbagai cara agar motivasi siswa dapat timbul dan berkembang dengan baik.
Adapun
indikator siswa yang memiliki motivasi, antara
lain
1. Memiliki
gairah belajar yang tinggi.
2. Penuh
semangat.
3. Memiliki
rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi.
4. Mampu
“jalan sendiri” ketika guru meminta siswa mengerjakan sendiri.
5. Memiliki
rasa percaya diri.
6. Memiliki
daya konsentrasi yang tinggi.
7. Kesulitan
dianggap sebagai tantangan yang harus diatasi.
8. Memiliki
kesabaran dan daya juang yang tinggi.
Sedangkan
indikator siswa yang tidak termotivasi, antara lain
1. Perhatian
terhadap pelajaran kurang.
2. Semangat
juangnya rendah.
3. Mengerjakan
sesuatu merasa seperti diminta membawa beban berat.
4. Sulit
untuk bisa “jalan sendiri” ketika diberikan tugas.
5. Memiliki
ketergantungan kepada orang lain.
6.
Mereka bisa jalan kalau sudah dipaksa.
7. Daya
konsentrasi kurang. Fisik berada di kelas sedang pikirannya berada di luar
kelas.
8. Mereka
cenderung menjadi pembuat kegaduhan.
9. Mudah
berkeluh kesah dan pesimis ketika menghadapi kesulitan.
Untuk membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa, ada beberapa cara yang dapat
dilakuakan oleh guru dalam kelas. Salah satunya yaitu guru harus menunjukkan
kemampuan menguasai bahan yang diajarkan, antusiasme dan kemenarikan dalam
mengajar. Menguasai bahan akan menimbulkan keyakinan diri pada guru. Sehingga
dapat menimbulkan antusiasme dan akhirnya akan mampu menarik perhatian siswa.
Semua ini sangat penting dalam kaitannya dengan upaya membangun dan
mengembangkan motivasi belajar siswa dalam upaya membangun dan mengembangkan
motivasi belajar siswa. Karena tidak sedikit siswa yang menjadi tidak tertarik
kepada pelajaran tertentu karena gurunya tidak menguasai bahan, tidak antusias
dan tidak menarik dalam mengajar. Jadi siswa tidak termotivasi bukan karena
materi pelajarannya, tetapi karena pendidiknya yang tidak menarik dalam
mengajar.[5]
Penemuan para ahli dalam observasi yang dilakukan
menyatakan bahwa pada umumnya hasil belajar akan meningkat jika tingkat
motivasi untuk belajar pun meningkat. Untuk itu, peran seorang guru sangat
penting dalam meningkatkan motivasi siswa agar pembelajaran dapat mencapai pada
titik optimal.[6]
Motivasi itu dapat dirangsang faktor dari luar akan
tetapi motivasi itu timbul dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai.[7]
B. Klasifikasi Motivasi Belajar
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa dalam
proses pembelajaran dibutuhkan adanya motivasi sebagai daya pendorong siswa
untuk semangat belajar. Dan motivasi belajar bisa timbul dari dua faktor, yaitu
:
1. Intrinsik
Motivasi
intrinsik adalah daya dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan
sesuatu guna mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila siswa telah memiliki
motivasi dari dalam dirinya sendiri maka ini dianggap sebagai kekuatan dalam
melakukan aktifitas belajar yang berhubungan dengan kebutuhan dan kegunaan
untuk saat sekarang dan masa mendatang. Jadi motivasi intrinsik merupakan modal
utama dalam belajar.
2. Ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik merupakan daya dorongan dari luar diri siswa (siswa), berhubungan
dengan kegiatan belajarnya sendiri. Misalnya, lingkungan.[8]
Menurut
Winkel, ada beberapa model motivasi ekstrinsik, antara lain :
a.Belajar
demi memenuhi kewajiban.
b. Belajar
demi menghindari hukuman yang diancamkan.
c.Belajar
demi memperoleh hadiah.
d. Belajar
demi meningkatan gengsi.
e.Belajar demi memperoleh pujian dari orang-orang penting.
f. Belajar
demi tuntutan jabatan yang dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan
pangkat.[9]
C. Fungsi motivasi
Ada tiga fungsi motivasi dalam belajar, yaitu :
1.
Motivasi sebagai
pendorong perbuatan
Awalnya
anak didik tidak memiliki hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang
dicari muncullah minatnya untuk belajar. Sesuatu yang dicari itu dalam rangka
untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang dipelajari. Dari sesuatu
yang belum diketahui itu akhirnya mendorong siswa untuk belajar dalam rangka
mencari tahu.
2.
Motivasi sebagai
penggerak perbuatan
Dorongan
psikologis yang melahirkan sikap terhadap siswa merupakan suatu kekuatan yang
tidak terbendung, yang kemudian menjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Siswa
akan belajar dengan segenap jiwa dan raga. Disinilah motivasi berfungsi, yaitu
untuk menggerakkan perbuatan siswa untuk belajar secara intensif.
3.
Motivasi sebagai
pengaruh perbuatan
Siswa yang memiliki
motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan diabaikan.
Ketika siswa memiliki motivasi pada suatu pelajaran, maka siswa itu akan terus
mencari untuk ingin tahu terhadap pelajaran itu. Sesuatu yang dicari merupakan
tujuan belajar yang ingin dicapai. Tujuan belajar itu sebagai pengarah yang
memberikan motivasi siswa dalam belajar. Siswa akan tekun dan konsentrasi dalam
belajar. Disinilah peran motivasi agar dapat mengarahkan perbuatan siswa dalam
belajar.[10]
D. Peranan Motivasi Dalam Proses Pembelajaran
Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kegiatan pembelajaran tidak ada kegiatan pembelajaran tanpa motivasi. Oleh
karena itu motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam mencapai tujuan atau
hasil dari pembelajaran. Adapun peran motivasi dalam pembelajaran, sebagai
berikut:
1. Sebagai motor penggerak atau pendorong kegiatan
pembelajaran, motivasi ini bisa berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar.
2.
Sebagai upaya
memperjelas tujuan pembelajaran. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, tanpa
ada tujuan maka tidak akan ada motivasi. Oleh karena itu, motivasi sangat
penting dalam mencapai hasil pembelajaran siswa menjadi optimal. Dengan
demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan bagi siswa yang harus
dikerjakan sesuai dengan tujuan tersebut.
3. Sebagai penyeleksi arah perbuatan atas apa
yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan.
4. Sebagai penentu dalam ketekunan pada waktu
pembelajaran berlangsung.
5. Sebagai jembatan dalam meraih kesuksesan
sehingga melahirkan prestasi.[11]
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan oleh guru
dalam rangka membangkitkan semangat belajar siswa, antara lain :
1.
Menjelaskan
tujuan belajar ke siswa. Dengan diketahui arah tujuannya diharapkan bisa
membangkitkan semangat siswa untuk belajar
2.
Hadiah
(reward). Dengan adanya pemberian hadiah pada siswa yang berprestasi
diharapkan bisa membangkitkan semangat siswa yang tidak berprestasi untuk tetap
semangat belajar.
3.
Saingan atau
kompetisi. Guru mengadakan kompetisi supaya setiap siswa merasa bersaing dalam
meraih prestasi.
4.
Pujian bagi
siswa yang berprestasi.
5.
Hukuman (punishment)
yang diberikan kepada siswa yang melanggar. Hukuman ini diberikan agar siswa
yang bersangkutan tidak mengulangi lagi perbuatan yang tidak baik.
6.
Membangkitkan
dorongan kepada anak didik untuk terus belajar.
7.
Membantu
kesulitan belajar siswa.
8.
Membentuk
kebiasaan belajar yang baik.
9.
Menggunakan
metode yang bervariasi.
10. Menggunakan
media yang baik dan relevan dengan tujuan pembelajaran.[12]
E. Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi
adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu.
Bagi seorang peserta didik tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauan untuk
meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai
dengan yang diharapkan dan ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Peran guru
sebagai motivator profesional sangat dibutuhkan dalam menggerakkan atau
mendorong para siswa sehingga bisa menimbulkan semangat dalam belajar.[13]
Ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk
belajar, antara lain:
1.
Adanya sifat
ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
2.
Adanya sifat
kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju.
3.
Adanya keinginan
untuk mendapatkan simpati dari orang-orang terdekat.
4.
Adanya keinginan
untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru.
5.
Adanya keinginan
untuk mendapatkan rasa aman.
6.
Adanya ganjaran
atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.[14]
F.
Prinsip
Motivasi
Ada beberapa prinsip dalam motivasi, sebagaimana
berikut:
1. Motivasi
sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar
2. Motivasi
intrinsik
lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar
3. Motivasi
berupa pujian lebih baik dari pada
hukuman
4. Motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
5. Motivasi
dapat memupuk optimisme dalam belajar
6. Motivasi
melahirkan prestasi dalam belajar.[15]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar