Blogger news

Sabtu, 24 November 2012

KETERAMPILAN MENULIS


        Menulis merupakan proses mengabadikan bahasa dalam bentuk grafis, reprentasi dari kegiatan kegiatan ekspresi bahasa, kegiatan melahirkan buah pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Yang pembelajarannya terpusat pada ketrampilan menulis imlak, khot, dan juga insya’.[1]
Diantara keterampilan-keterampilan bahasa, keterampilan menulis adalah keterampilan tertinggi dari empat keterampilan bahasa yang lain. Menulis merupakan salah satu sarana berkomunikasi dengan bahasa antara orang dengan orang lain yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu.
Pembelaajaran menulis terpusat pada tiga hal, yaitu :
1)   Ketrampilan menulis (imlak)
2)      Ketrampilan  khot (kaligrafi)
3)      Ketrampilan mengarang [2]
Agar lebih jelas penulis akan membahas satu persatu dari ketiga pembelajaran diatas.
1)   Ketrampilan menulis  (imlak).
Ketrampilan imlak adalah kemampuan menulis yang menekankan postur huruf dalam membentuk kata-kata atau kalimat. Secara umum ada tiga kecakapan dasar dalamyang dikembangkan dalam dalam ketrampilan imlak yaitu: kecermatan mengamati, mendengar, dan kelenturan tangan dalam menulis.
Secara garis besar ada tiga macam teknik yang harus diperhatikan dalam pembelajaran imlak, yaitu:
a)      Imlak menyalin (al-Imlak al-manqul).
Yang dimaksud menyalin disini adalah memindahkan tulisan dari media tertentu dalam buku pelajar. Model imlak jenis ini cocok untuk pemula. Mengajarkan imlak ini dilakukan dengan cara memberikan tulisan atau teks, pada papan tulis, buku, kartu atau sejenisnya. Setelah itu guru memberi contoh membaca dan diikuti pelajar hingga lancar. Setelah itu didiskusikan makna atau maksud yang terkandung dalam tulisan itu. Setelah itu pelajar baru menyalinnya.

b)      Imlak mengamati (mandhur).
Yang dimaksud mengamati di sini adalah melihat tulisan dalam media tertentu dengan cermat, setelah itu dipindahkan dalam buku pelajar tanpa melihat lagi tulisan. Imlak ini pada dasarnya sama dengan imlak al-manqul dari segi memindahkan atau menyalin tulisan. Tetapi dalm proses menyalinnya para pelajar tidak diperbolehkan melihat tulisan yang disajikan oleh guru, sebisa mungkin pelajar harus menyalin tulisan dari hasil penglihatan mereka sebelumnya. Imlak ini tingkatanya sedikit lebih tinggi dari imlak yang pertama. Maka dalam prakteknya akan lebih cocok diberikan kepada pemula yang sudah lebih maju.
c)      Imlak menyimak (al-imla al-istima’i)
Yang disebut menyimak disini adalah mendengarkan kata/kalimat/teks yang dibacakan oleh guru lalu pelajar menulisnya. Imlak jenis ini tingkatannya lebih sukar dibandingkan dengan kedua imlak diatas. Pada ketrampilan imlak jenis ini mengandalkan kecermatan pelajar dalam mendengarkan bacaan guru.
d)     Imlak tes (al-imlak al-ikhtibari).
Imlak tes adalah imlak yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kemajuan para pelajar dalam pembelajaran yang telah di pelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Maka kemampuan yang diukur mencakup unsur-unsur kemampuan dasar seperti yang dijelaskan diatas. Dalam imlak al-ikhtibar para pelajar tidak lagi diarahkan oleh guru, oleh karna itu waktu yang disediakan harus cukup dalam melakukan latihan.

2)   Ketrampilan  khot (kaligrafi)
Ketrampilan kaligrafi atau disebut juga tahsin al-khot(membaguskan tulisan) adalah kategori menulis yang tidak hanya menekankan pada postur huruf dalam membentuk kata-kata, dan kalimat tetapi juga menyentuh aspek-aspek estetika. Adapun tujuan pembelajaran khot ini  adalah agar pelajar trampil menulis huruf-huruf dan kalimat Arab dengan benar dan indah.
Macam-macam gaya aliran kaligrafi:
§  Khot kufi.
§  Khot naskhi.
§  Khot tsulatsi.
§  Khot fartsi.
§  Khot diwani.
§  Khot diwani jali.
§  Khot ijazah.
§  Khot riq’i

3)   Ketrampilan mengarang/ insya’.
Keterampilan mengarang (al-insya’) adalah kategori menulis yang berorientasi kepada pengekspresian pokok pikiran berupa ide, pesan, perasaan, ke dalam bahasa tulisan.[3] maka wawasan dan pegalaman pengarang sudah mulai dilibatkan. Menulis karangan tidak hanya mendeskripsikan kata-kata atau kalimat ke dalam tulisan secara struktural melainkan juga bagaimana ide atau pikiran penulis tercurah secara sistematis untuk menyakinkan pembaca. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berfikir dan dalam tingkatan yang lebih tinggi dapat mendorong mereka untuk berfikir secara kritis dan sistematis, memperdalam daya tanggap/persepsi. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi, dan sebagainya. Tulisan juga dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran yang hendak dikemukakan.
Mengarang (al-insya’) dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu mengarang terpimpin (al-insya’ al-muwajjah) dan mengarang bebas (al-insya’ hurr).  
1)      Mengarang terpimpin (al-isya’ al-muwajjah)
Mengarang terpimpin adalah membuat kalimat atau paragraf sederhana dengan bimbingan tertentu berupa pengarahan, seperti melengkapi kalimat yang tidak lengkap. Mengarang terpimpin juga bisa disebut mengarang terbatas (al-insya’ al-muqayyad) sebab karangan pelajar dibatasi oleh ukuran-ukuran yang diberikan oleh pemberi soal, maka dalam prakteknya tidak menuntut pelajar untuk  mengembangkan pikirannya secara bebas.
Ada beberapa teknik latihan pengembangan mengarang terpimpin yang dikenal dalam pengajaran Bahasa Arab, anatara lain: mengganti merubah (al-tabdil), misalnya mengganti salah satu unsur dalam kalimat, merubah kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya, positif menjadi negatif atau sebaliknya, berita menjadi tanya atau sebaliknya, kalimat yang ber-fiil mudhari’ menjadi ber-fiil madhi  atau sebaliknya, dan sebagainya; mengisi bagian kosong (al-imla’ al-firagh), menyusun kata-kata yang tersedia menjadi kalimat lengkap (al-tartib), membuat kalimat lengkap tertentu berdasarkan perintah (takwin al-jumal), menjawab pertanyaan tentang bacaan (al-ijabah), dan sebagainya.

2)      Mengarang bebas (al-insya’ al-hurr)
Mengarang bebas adalah membuat kalimat atau paragraf tanpa pengarahan. Contoh, kalimat yang tidak lengkap, dan sebagainya. Para pelajar dalam hal ini diberi kebebasan untuk mengekspresikan pikirannya tentang suatu hal tertentu. Mengarang bentuk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan mengarang terimpin, sebab merupakan kelanjutan dari serangkaian kegiatan mengarang terpimpin. Akan tetapi kemampuan mengarang bebas dalam prakteknya dipisahkan dari kemampuan mengarang terpimpin, sebab memiliki cara, prosedur, dan tahapan tersendiri jika dikembangkan lebih dalam lagi.
Ada beberapa teknik latihan yang harus dilalui untuk sampai kepada keterampilan mengarang bebas, antara lain:
a)      Meringkas bacaan terpilih (al-talkhish),
b)      Menceritakan gambar yang dilihat (al-qishash)
c)      Menjelaskan aktifitas tertentu (al-idhah):
(1)   Meringkas bacaan terpilih (al-talkhish), yaitu menuliskan kembali intisari bacaan dengan bahasa Arab yang dimiliki pelajar.
(2)   Menceritakan gambar yang dilihat (al-qishash) atau narasi, yaitu menceritakan isi gambar yang dilihatberupa pekerjaan sehari-hari sejak bangu tidur sampai saat hendak tidur.
(3)   Menjelaskan aktifitas tertentu (al-idhah) atau eksposisi, yaitu menerangkan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh pelajar dalam situasi-situasi tertentu, misalnya berangkat ke sekolah naik sepeda motor, pulang kampung naik kendaraan umum. Kegiatan-kegiatan di kelas, dan sebagainya.
(4)   Setelah itu, baru mengarang bebas ( al- insya’ al-hurr ) tentang masalah-masalah tertentu yang di ketahui oleh pelajar. Tingkatan ini jauh lebih sulit di bandingkan dengan tiga tingkatan sebelumnya, sebab tidak hanya melibatkan keterampilan dalam memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata. Tetapi juga menuangkan wawasan yang lebih luas tentang masalah yang dibahas. Dalam mengarang bentuk ini para pelajar sudah diajak berfikir abstrak tentang fenomena yang terjadi dalam kehidupan. Karangan mereka sudah mulai melibatkan wawasan tentang persoalan masyarakat luas. Jadi dapat dikatakan inilah karangan sesungguhnya.
Hal-hal penting dalam pembelajaran mengarang bebas antara lain :
1)      Topik yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tingkat kebahasaan pelajar dan ruang lingkup (ranah) kehidupannya. Walaupun para pelajar diberi kebebasan untuk menuangkan semua gagasan tentang masalah tertentu, namun perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan pengalaman mereka.
2)      Sebelum dilakukan kegiatan mengarang hendaknya ditentukan apa tujuan tulisan ini, dan kepada siapa ditujukan. Walaupun dalam suasana latihan di tempat terbatas (kelas), namun imajinasi para pelajar harus dibawa kekawasan yang lebih luas,seakan-akan karangan mereka akan dipublikasikan, pada masyarakat luas. Hal ini dilakukan untuk merangsang imajinasi mereka dalam membuat sebuah karangan tertentu.
3)      Untuk mempermudah uraian dalam karangan, sebaliknya ditentukan outline karangan.
4)      Mewujudkan karangan di atas kertas, sebaliknya melalui langkah-langkah berikut: mula-mula konsep kasar, konsep ini kemudian diedit/ diperbaiki barangkali ada hal-hal yang salah, setelah itu ditulis rapi pada kertas karangan.       
Proses pembelajaran keterampilan menulis akan berbeda–beda sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Apakah mengunakan pendekatan humanistik, pendekatan teknik teknologi, pendekatan analisis/formal-struktural dan non analisis/global/naturalistik atau pendekatan komunikatif /fungsional. Lebih dari itu pendekatan yang juga lzim digunakan adalah pendekatan oral, pendekatan audiolingual, dan pendekatan gramatikal.
Adapun Petunjuk Umum Pembelajaran Ketrampilan Menulis antara lain seperti berikut :
a)      Memperjelas materi yang dipelajari siswa, maksudnya tidak menyuruh siswa menulis sebelum siswa mendengarkannya dengan baik, mampu membedakan pengucapannya dantelah kenal bacaannya.
b)      Memberitahukan tujuan pembelajarannya kepada siswa. 
c)      Mulai mengajarkan menulis dengan waktu yang cukup.
d)     Asas bertahap, dari yang sederhana berlanjut kepada yang rumit.
Contoh :
§  Menyalin huruf
§  Menyalin kata
§  Menulis kalimat sederhana
§  Menulis sebagian kalimat yang ada dalam teks atau percakapan.
§  Menulis jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.
§  Imlak
§  Mengarang terarah (misalnya dengan mengambar)
§  Mengarang bebas.
(1)   Kebebasan menulis.
(2)   Pembelajaran khot.
(3)   Pembelajaran imla’[4]



          [1] . Abdul Hamid, Uril Baharuddin, Musthofa. Pembelajaran Bahasa Arab: (UIN Malang Press 2008.) Hal. 49.
                    [2] . Acep hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya 2011). Hal. 152
                 [3] . Sri utari subyakto-nabaan. metodologi pembelajaran bahasa. jakarata : gramedia pustaka utama. Hal. 180.
              [4] .Judad Ar-Rokabi, Turuku Al-Tadrisi Al-Lughoh Al-Arobiyah. Amman : Daar Al-Fikri. Hal. 41.

Tidak ada komentar: