Menulis
merupakan proses mengabadikan bahasa
dalam bentuk grafis, reprentasi dari kegiatan kegiatan ekspresi bahasa,
kegiatan melahirkan buah pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Yang
pembelajarannya terpusat pada ketrampilan menulis imlak, khot, dan juga insya’.[1]
Diantara keterampilan-keterampilan bahasa,
keterampilan menulis adalah keterampilan tertinggi dari empat keterampilan bahasa
yang lain. Menulis merupakan salah satu sarana berkomunikasi dengan bahasa antara
orang dengan orang lain yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu.
Pembelaajaran menulis terpusat pada tiga hal, yaitu
:
1) Ketrampilan menulis (imlak)
2) Ketrampilan khot (kaligrafi)
3) Ketrampilan mengarang [2]
Agar lebih jelas penulis akan membahas
satu persatu dari ketiga pembelajaran diatas.
1) Ketrampilan menulis (imlak).
Ketrampilan imlak adalah kemampuan menulis yang menekankan postur huruf
dalam membentuk kata-kata atau kalimat. Secara umum ada tiga kecakapan dasar
dalamyang dikembangkan dalam dalam ketrampilan imlak yaitu: kecermatan
mengamati, mendengar, dan kelenturan tangan dalam menulis.
Secara garis besar ada tiga macam teknik yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran imlak, yaitu:
a) Imlak menyalin (al-Imlak al-manqul).
Yang dimaksud menyalin disini adalah
memindahkan tulisan dari media tertentu dalam buku pelajar. Model imlak jenis
ini cocok untuk pemula. Mengajarkan imlak ini dilakukan dengan cara memberikan
tulisan atau teks, pada papan tulis, buku, kartu atau sejenisnya. Setelah itu
guru memberi contoh membaca dan diikuti pelajar hingga lancar. Setelah itu didiskusikan makna atau
maksud yang terkandung dalam tulisan itu. Setelah itu pelajar baru menyalinnya.
b) Imlak mengamati (mandhur).
Yang dimaksud mengamati di sini adalah
melihat tulisan dalam media tertentu dengan cermat, setelah itu dipindahkan
dalam buku pelajar tanpa melihat lagi tulisan. Imlak ini pada dasarnya sama
dengan imlak al-manqul dari segi memindahkan atau menyalin tulisan. Tetapi dalm
proses menyalinnya para pelajar tidak diperbolehkan melihat tulisan yang
disajikan oleh guru, sebisa mungkin pelajar harus menyalin tulisan dari hasil
penglihatan mereka sebelumnya. Imlak ini tingkatanya sedikit lebih tinggi dari imlak
yang pertama. Maka dalam prakteknya akan lebih cocok diberikan kepada pemula
yang sudah lebih maju.
c) Imlak menyimak (al-imla al-istima’i)
Yang disebut menyimak disini adalah
mendengarkan kata/kalimat/teks yang dibacakan oleh guru lalu pelajar
menulisnya. Imlak jenis ini tingkatannya lebih sukar dibandingkan dengan kedua
imlak diatas. Pada ketrampilan imlak jenis ini mengandalkan kecermatan pelajar
dalam mendengarkan bacaan guru.
d) Imlak tes (al-imlak al-ikhtibari).
Imlak tes adalah imlak yang bertujuan
untuk mengukur kemampuan dan kemajuan para pelajar dalam pembelajaran yang
telah di pelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Maka kemampuan yang
diukur mencakup unsur-unsur kemampuan dasar seperti yang dijelaskan diatas.
Dalam imlak al-ikhtibar para pelajar tidak lagi diarahkan oleh guru, oleh karna
itu waktu yang disediakan harus cukup dalam melakukan latihan.
2) Ketrampilan khot (kaligrafi)
Ketrampilan kaligrafi atau disebut juga
tahsin al-khot(membaguskan tulisan) adalah kategori menulis yang tidak hanya menekankan
pada postur huruf dalam membentuk kata-kata, dan kalimat tetapi juga menyentuh
aspek-aspek estetika. Adapun tujuan pembelajaran khot ini adalah agar pelajar trampil menulis
huruf-huruf dan kalimat Arab dengan benar dan indah.
Macam-macam gaya aliran kaligrafi:
§
Khot kufi.
§
Khot naskhi.
§
Khot tsulatsi.
§
Khot fartsi.
§
Khot diwani.
§
Khot diwani jali.
§
Khot ijazah.
§
Khot riq’i
3) Ketrampilan mengarang/ insya’.
Keterampilan mengarang (al-insya’)
adalah kategori menulis yang berorientasi kepada pengekspresian pokok pikiran
berupa ide, pesan, perasaan, ke dalam bahasa tulisan.[3]
maka wawasan dan pegalaman pengarang sudah mulai dilibatkan. Menulis karangan
tidak hanya mendeskripsikan kata-kata atau kalimat ke dalam tulisan secara
struktural melainkan juga bagaimana ide atau pikiran penulis tercurah secara
sistematis untuk menyakinkan pembaca. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan
adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis sangat penting bagi
pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berfikir dan dalam tingkatan
yang lebih tinggi dapat mendorong mereka untuk berfikir secara kritis dan
sistematis, memperdalam daya tanggap/persepsi. Meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah yang dihadapi, dan sebagainya. Tulisan juga dapat membantu
menjelaskan pikiran-pikiran yang hendak dikemukakan.
Mengarang (al-insya’) dapat dibagi
ke dalam dua kategori, yaitu mengarang terpimpin (al-insya’ al-muwajjah)
dan mengarang bebas (al-insya’ hurr).
1) Mengarang terpimpin (al-isya’ al-muwajjah)
Mengarang terpimpin adalah membuat
kalimat atau paragraf sederhana dengan bimbingan tertentu berupa pengarahan, seperti melengkapi kalimat yang tidak
lengkap. Mengarang terpimpin juga bisa disebut mengarang terbatas (al-insya’
al-muqayyad) sebab karangan pelajar dibatasi oleh ukuran-ukuran yang
diberikan oleh pemberi soal, maka dalam prakteknya tidak menuntut pelajar untuk mengembangkan pikirannya secara bebas.
Ada beberapa teknik latihan pengembangan
mengarang terpimpin yang dikenal dalam pengajaran Bahasa Arab, anatara lain: mengganti
merubah (al-tabdil), misalnya mengganti salah satu unsur dalam kalimat,
merubah kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya, positif menjadi negatif
atau sebaliknya, berita menjadi tanya atau sebaliknya, kalimat yang ber-fiil
mudhari’ menjadi ber-fiil madhi atau sebaliknya, dan sebagainya; mengisi
bagian kosong (al-imla’ al-firagh), menyusun kata-kata yang tersedia
menjadi kalimat lengkap (al-tartib), membuat kalimat lengkap tertentu
berdasarkan perintah (takwin al-jumal), menjawab pertanyaan tentang
bacaan (al-ijabah), dan sebagainya.
2) Mengarang bebas (al-insya’ al-hurr)
Mengarang bebas adalah membuat kalimat
atau paragraf tanpa pengarahan. Contoh, kalimat yang tidak lengkap, dan
sebagainya. Para pelajar dalam hal ini diberi kebebasan untuk mengekspresikan
pikirannya tentang suatu hal tertentu. Mengarang bentuk ini lebih tinggi
tingkatannya dibandingkan mengarang terimpin, sebab merupakan kelanjutan dari
serangkaian kegiatan mengarang terpimpin. Akan tetapi kemampuan mengarang bebas
dalam prakteknya dipisahkan dari kemampuan mengarang terpimpin, sebab memiliki
cara, prosedur, dan tahapan tersendiri jika dikembangkan lebih dalam lagi.
Ada beberapa teknik latihan yang harus
dilalui untuk sampai kepada keterampilan mengarang bebas, antara lain:
a) Meringkas bacaan terpilih (al-talkhish),
b) Menceritakan gambar yang dilihat (al-qishash)
c) Menjelaskan aktifitas tertentu (al-idhah):
(1) Meringkas bacaan terpilih (al-talkhish), yaitu menuliskan kembali
intisari bacaan dengan bahasa Arab yang dimiliki pelajar.
(2) Menceritakan gambar yang dilihat (al-qishash) atau narasi, yaitu
menceritakan isi gambar yang dilihatberupa pekerjaan sehari-hari sejak bangu
tidur sampai saat hendak tidur.
(3) Menjelaskan aktifitas tertentu (al-idhah) atau eksposisi, yaitu
menerangkan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh pelajar dalam situasi-situasi
tertentu, misalnya berangkat ke sekolah naik sepeda motor, pulang kampung naik
kendaraan umum. Kegiatan-kegiatan di kelas, dan sebagainya.
(4) Setelah itu, baru mengarang bebas ( al- insya’ al-hurr ) tentang
masalah-masalah tertentu yang di ketahui oleh pelajar. Tingkatan ini jauh lebih
sulit di bandingkan dengan tiga tingkatan sebelumnya, sebab tidak hanya
melibatkan keterampilan dalam memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa
kata. Tetapi juga menuangkan wawasan yang lebih luas tentang masalah yang
dibahas. Dalam mengarang bentuk ini para pelajar sudah diajak berfikir abstrak
tentang fenomena yang terjadi dalam kehidupan. Karangan mereka sudah mulai
melibatkan wawasan tentang persoalan masyarakat luas. Jadi dapat dikatakan
inilah karangan sesungguhnya.
Hal-hal penting dalam pembelajaran
mengarang bebas antara lain :
1) Topik yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tingkat kebahasaan
pelajar dan ruang lingkup (ranah) kehidupannya. Walaupun para pelajar diberi
kebebasan untuk menuangkan semua gagasan tentang masalah tertentu, namun perlu
disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan pengalaman mereka.
2) Sebelum dilakukan kegiatan mengarang hendaknya ditentukan apa tujuan
tulisan ini, dan kepada siapa ditujukan. Walaupun dalam suasana latihan di
tempat terbatas (kelas), namun imajinasi para pelajar harus dibawa kekawasan
yang lebih luas,seakan-akan karangan mereka akan dipublikasikan, pada
masyarakat luas. Hal ini dilakukan untuk merangsang imajinasi mereka dalam
membuat sebuah karangan tertentu.
3) Untuk mempermudah uraian dalam karangan, sebaliknya ditentukan outline
karangan.
4) Mewujudkan karangan di atas kertas, sebaliknya melalui langkah-langkah
berikut: mula-mula konsep kasar, konsep ini kemudian diedit/ diperbaiki
barangkali ada hal-hal yang salah, setelah itu ditulis rapi pada kertas
karangan.
Proses pembelajaran keterampilan menulis
akan berbeda–beda sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Apakah
mengunakan pendekatan humanistik, pendekatan teknik teknologi, pendekatan analisis/formal-struktural
dan non analisis/global/naturalistik atau pendekatan komunikatif /fungsional.
Lebih dari itu pendekatan yang juga lzim digunakan adalah pendekatan oral,
pendekatan audiolingual, dan pendekatan gramatikal.
Adapun Petunjuk Umum Pembelajaran Ketrampilan Menulis antara lain
seperti berikut :
a) Memperjelas materi yang dipelajari siswa, maksudnya tidak menyuruh siswa
menulis sebelum siswa mendengarkannya dengan baik, mampu membedakan
pengucapannya dantelah kenal bacaannya.
b) Memberitahukan tujuan pembelajarannya kepada siswa.
c) Mulai mengajarkan menulis dengan waktu yang cukup.
d) Asas bertahap, dari yang sederhana berlanjut kepada yang rumit.
Contoh :
§
Menyalin huruf
§
Menyalin kata
§
Menulis kalimat sederhana
§
Menulis sebagian kalimat yang ada dalam
teks atau percakapan.
§
Menulis jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan.
§
Imlak
§
Mengarang terarah (misalnya dengan mengambar)
§
Mengarang bebas.
(1) Kebebasan menulis.
(2) Pembelajaran khot.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar