Blogger news

Jumat, 23 November 2012

KETERAMPILAN MEMBACA



Dapat dikatakan trampil dalam membaca jika mampu melafalkan teks tulis dengan intonasi dan makhroj yang tepat serta mampu memperoleh atau memahami informasi dari bahasa tulis atau memahami isi apa yang tertulis.[1]  
Membaca pada hakikatnya adalah proses komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui teks yang ditulisnya, maka secara langsung di dalamnya ada hubungan kongnitif antara bahasa lisan dengan bahasa tulis
Dalam makna yang lebih luas, membaca tidak hanya terpaku pada kegiatan melafalkan dan memahami makna bacaan dengan baik, yang hanya melibatkan unsur kongnitif dan psikomotorik, namun lebih dari itu, yaitu menyangkut penjiwaan atas isi  suatu bacaan.
1)        Tujuan dari kegiatan membaca adalah:
a)      Memahami isi atau kandungan suatu bacaan.
b)      Untuk mencari informasi apapun yang dibutuhkan melalui sebuah tulisan, baik informasi kongnitif, intelektual, refrensial dan faktual, aktif dan emosional.
2)        Teknik Pengajaran ketrampilan membaca.
Melihat tujuan diatas maka perlu penulis bahas tentang teknik pengajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran ketrampilan membaca. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
a)      Guru membacakan beberapa kalimat dan jumlah disertai penjelasan maknanya (dengan mengunakan gambar, isyarah, gerakan, peragaan, dll) setelah yakin bahwa siawa telah faham kemudian guru mengunakan kalimat atau jumlah dalam komunikasi praktis.
b)      Guru menyuruh siswa membuka buku dan membacakan kalimat dan jumlah sekali lagi dan meminta siswa untuk mengulangi lagi.
c)      Siswa mengulangi kalimat dan jumlah secara bersama-sama, kemudian kelas di bagi dua atau tuga kelompok, setiap kelompok diminta untuk mengulang-ulang sampai ahirnya guru memilih salah satu siswa secara acak untuk mengulang dan diikuti oleh seluruh temannya.
d)     Setelah selesai membaca bersama-sama lalu siswa diminta untuk membaca sendiri-sendiri didalam hati.
e)      Setelah membaca selesai siswa diminta menghadap kedepan, dan membiarkan buku tetap dalam keadaan teruka.
f)       Setelah itu guru tidak memberikan toleran waktu bagi siswa yang belum selesai dan juga tidak membiarkan mereka mengulangi teks padawaktu tana jawab. Hal ini mendorong siswa membaca secara cepat.
g)      Guru memberi pertanyaan seputar teks dan buku tetap terbuka, karena pada saat ini guru belum menguji hafalan siswa, siswa diperbolehkan untuk mencari jawaban dalam teks.
h)      Sebaiknya pertanyaan urut berdasarkan jawaban dalam teks sehingga dapat diketahui sampai batas mana
i)        Hendaknya pertanyaan-pertanyaan itu membutuhkan jawaban pendek.
j)        Jika pertanyaan tidak mampu dijawab oleh siswa yang di tunjuk maka harus di berikan kepada siswa yang lain.
k)      Memotifasi siswa untuk menjawab pertanyaan sebagaimana yang ada dalam teks tanpa meminta siswa menjawab dengan ungkapan baru.
l)        Waktu yang ideal untuk melakukan tanya jawab selama 20-25 menit.[2]
3)        Jenis-jenis membaca.
             Membaca secara garis besar terbagi menjadi dua bagian yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati.
1)   Membaca nyaring (Al-Qiro’ah al-jahriyah).
Membaca nyaring adalah memebaca dengan melafalkan atau menyuarakan simbol-simbol tertulis berupa kata-kata atau kalimat yang dibaca.[3] Latihan membaca ini lebih cocok diberika kepada pelajar tingkat pemula. Adapun tujuan dari membaca nyaring ini adalah agar pelajar mampu melafalkan bacaan dengan baik sesuai dengan sistem bunyi dalam bahasa Arab, selian itu ada beberapa keuntungan dari membaca nyaring, antara lain :
a)      Menambah kepercayaan diri pelajar.
b)      Kesalahan-kesalahan dalam melafalkan dapat langsung di perbaiki oleh guru.
c)      Memperkuat disiplin dalam kelas, karena pelajar berperan aktif dalam kelas.
d)     Memberi kesempatan kepada pelajar untuk menghubungkan lafal dengan otografi (tulisan). Selain ada keuntungannya membaca nyaring juga ada sisi kelemahannya. Berikut sisi kelemahan dari membaca nyaring :
-       Membaca nyaring akan banyak menyita energi, akibatnya pelajar akan cepat capek.
-       Tingkat pemahaman membaca nyaring lebih rendah dari pada membaca diam. Sebab pelajar lebih disibukkan dengan melafalkan kata-kata dibanding mencerna isi kandungannya.
-       Membaca nyaring dapat menimbulkan kegaduhan, akibatnya menganggu kelas lain.
2)   Membaca diam (Al-Qiro’ah al-Samamitah).
Membaca diam atau sering disebut dengan membaca dalam hati, yaitu membaca dengan tidak melafalkan simbol-smbol tertulis, berupa kata-kata atau kalimat yang di baca.[4] Adapun tujuan dari membaca diam adalah penguasaan isi bacaan dalam waktu yang cepat.  Membaca diam lebih efektif dalam memahami isi bacaan dibandingkan dengan membaca nyaring, disamping itu, dapat dilakukan dimana saja dan lebih ekonomis.
Efektifitas membaca akan terwujud melalui empat hal yaitu :
a)      Memperluas jangkauan visual kata-kata dalam bacaan.
b)      Mengurangi pengulangan deteksi kata.
c)      Menghindari deteksi kata terlalu lama.
d)     Menghindari istirahat ditengah-tengah sebelum bacaan selesai.
Oleh karena itu, kemampuan eksplorasi visual dan kecepatan membaca menjadi aspek inti dalam pengajaran keterampilan membaca diam.



            [1] . Ahmad Fuad Efendi. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. (Malang : Misykat 2005) 2005. Hal 114.
             [2] Abdul Hamid, Uril Baharudin, Bisyri Mustofa. Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN Malang Press. Hal. 48. Lihat  M.Ali Al-Khauli. Ilmu Al-Lughoh. Amman : Daar Al-Falah. Hal. 39.
            [3] . Acep hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya 2011). Hal. 144.
                  [4] . Acep hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya 2011). Hal. 148.

Tidak ada komentar: